REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Unjuk rasa rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di jalan Sultan Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan berlangsung hingga malam hari. Unjuk rasa berlangsung di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin dan berakhir bentrok.
Dalam bentrokan itu, Selasa malam, empat mahasiswa yang diduga provokator ditangkap aparat keamanan dan sempat menjadi bulan-bulanan masyarakat karena telah memblokir jalan hingga pukul 20:30 Wita.
Aparat Brimob Polda Sulselbar yang diterjunkan sedianya untuk berjaga-jaga akhirnya memilih membubarkan massa dengan mengunakan gas air mata dan mobil water canon karena menghalangi penguna jalan untuk melintas.
Secara perlahan mahasiswa dipaksa mundur dari blokade yang sebelumnya dibuat untuk memblokir jalan Sultan Alauddin. Aparat terus memukul mundur mahasiswa dengan gas air mata dan Water Canon dibantu masyarakat, namun perlawanan tetap diberikan mahasiswa dengan melempar batu.
Bentrokan berakhir pada pukul 20:45 Wita sebelumnya pecah pada pukul 18:15 Wita setelah pihak kampus menenangkan massa dan meminta polisi untuk mundur dan tidak melakukan tindakan preventif ke mahasiswa.
"Kami minta agar semua mundur, baik polisi maupun mahasiswa. Dan mahasiswa diminta agar meninggalkan kampus," kata pihak kampus, Zulkarnaen dibantu masyarakat. Tidak lama berselang aparat kemudian menarik diri karena ada instruksi agar bentrokan tidak meluas dan berbuntut panjang.
Muhammad Aan, salah seorang mahasiswa usai bentrokan mengatakan, diduga ada oknum yang sengaja memprovokasi sehingga terjadi bentrokan antara polisi, masyarakat dan mahasiswa.
"Ada oknum yang sengaja melakukan provokasi sehingga terjadi bentrok, sebelumnya gerakan ini murni menolak rencana kenaikan BBM, target kita bukan masyarakat tetapi polisi," katanya.
Sebelumnya bentrokan juga pecah di depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) sekitar pukul 14:00 Wita. Aparat membubarkan massa karena memblokir jalan Andi Pangeran Pettarani. Tidak hanya itu, di depan kantor Gubernur Provinsi Sulsel mahasiswa juga terlibat bentrokan dengan aparat.
Usai bentrokan jalan di sepanjang Andi Pengeran Pettarani, Sultan Alauddin dan Urip Sumoharjo dipenuhi material batu dan pecahan kaca serta kayu. Hingga berita ini diturunkan suasana di jalan Sultan Alauddin masih tegang dan lengang sebab sebagian mahasiswa belum sepenuhnya pulang, polisi masih terus menyisir hingga perbatasan Makassar-Gowa.