REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON—Posisi Amerika Serikat (AS) masih dominan di Bank Dunia. Hal ini dapat dilihat dengan terpilihnya Jim Yong Kim, calon dari AS yang terpilih sebagai Presiden Bank Dunia.
Kim (52 tahun) unggul atas pesaing terberatnya Ngozi Okonjo dari Nigeria. Kim sendiri mendapat dukungan dari negara-negara di Eropa Barat, Jepang, Kanada, Rusia, Meksiko dan Korea Selatan. Sedangkan Okonjo mendapat dukungan dari sejumlah negara berkembang.
"Para kandidat mendapat dukungan dari negara anggota yang berbeda. Ini mencerminkan tingginya pengalaman dari para calon" kata Bank Dunia dalam pengumumannya seperti dikutip pada Reuters, Senin (17/4).
Pria lulusan medis dan antroplog dari Univeristas Harvard ini akan menggantikan Robert Zoellick dan akan mulai bertugas sebagai Presiden Bank Dunia mulai 1 Juli 2012.
Kim bukanlah seorang politikus,bankir ataupun diplomat. Dia merupakan seorang ahli medis dan antropolog yang telah bekerja untuk memajukan kesehatan orang-orang miskin di negara berkembang. Hal ini dapat dilihat dai perannya pada pemberantasan Tubercolosis (TBC) di Haiti dan Peru serta penanggulangan HIV/AIDS.
Dia merupakan warga keturunan korea selatan yang tinggal di Amerika Serikat. Pria berusia 52 tahun ini juga pernah memimpin WHO di bidang penanganan HIV/AIDS untuk negara berkembang pada tahun 2003-2007.
Sementara itu, calon lainnya yang merupakan pesaing terberatnya yaitu Ngozi Okonjo (57). Dia merupakan seorang ekonom dari Universitas Harvard, menteri keuangan di Nigeria serta telah mengabdi di Bank Dunia selama lebih dari 20 tahun.
Calon presiden bank dunia lainnya adalah Jose Antonio Ocampo. Pria berumur 59 tahun ini merupakan seorang ekonom dari Kolombia. dia juga pernah menjabat sebagai menteri pertanian serta menteri perencanaan pembangunan serta Gubernur Bank Sentral di Kolombia.
Sementara itu, AS sendiri mulai mendominasi posisi Bank Dunia sejak organisasi tersebut berdiri yaitu setelah perang dunia kedua. Negeri Paman Sam ini mulai mendominasi tampuk pimpinan tertinggi Bank Dunia sejak tahun 1944
Ikuti Whatsapp Channel Republika