REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebanyak 20 orang tewas dan 30 orang lagi cedera, ketika dua ledakan kuat terjadi di satu pos polisi di luar ibu kota wilayah yang dilanda kerusuhan di Rusia, Dagestan. Dari laporan media Rusia, RIA, lalu Reuters, Jumat (4//5), ledakan pertama terjadi ketika polisi menghentikan satu kendaraan untuk memeriksa surat-surat.
Menurut pernyataan Komite Nasional Anti-Teroris, ledakan kedua terjadi ketika petugas pemadam dan ambulans tiba, sehingga menewaskan korban lainnya. Satu sumber penegak hukum yang dikutip oleh kantor berita tersebut mengatakan, sebanyak 20 orang tewas dan 30 orang lagi cedera. sementara jejaring Lifenews, dengan mengutip seorang pejabat polisi lokal, melaporkan 17 orang tewas dan 68 orang lagi cedera.
"Para korban berserakan di pos tersebut," kata seorang penegak hukum yang dikutip Interfax. Jejaring tak resmi kelompok Islam www.kavkazcenter.com menyatakan, kantor polisi itu hampir hancur. Satu pipa saluran saluran gas di dekatnya juga rusak dalam serangan tersebut, kata RIA.
Dagestan, yang hampir setiap hari menghadapi penembakan dan pemboman, telah terperosok ke dalam aksi perlawanan di seluruh wilayah Kaukasus Utara. Daerah itu didominasi warga yang memeluk Islam. Di sana, dua kali terjadi perang separatis, termasuk di Chechnya. Di wilayah itu dirancang untuk didirikan negara Islam, khususnya di dekat Sochi, tempat Rusia akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada 2014.