REPUBLIKA.CO.ID, Seruan pemilu dini oleh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu tersebut, lebih dari satu tahun sebelum pemilu nasional yang akan diadakan bulan Oktober tahun depan.
Kata Netanyahu kepada anggota Partai Likud pimpinannya, ia tidak mau menghadapi ketidakstabilan selama satu setengah tahun, yang bisa merugikan keamanan, dan ekonomi.
Kampanye selama empat bulan, kalau rancangan pemilihan dini itu disetujui oleh DPR minggu depan, akan cukup untuk menjamin kestabilan politik, menurut Netanyahu.
Pol-pol pendapat umum menunjukkan kepopuleran Netanyahu masih tinggi dan Partai Likud kemungkinan akan menang lagi, sehingga Netanyahu bisa menyusun kabinet baru.
Koalisi sayap kanan Netanyahu belakangan ini terpecah karena adanya peraturan yang mengizinkan orang-orang Yahudi ultra-ortodoks dan orang-orang Israel keturunan Arab bebas dari wajib militer atau dari tugas-tugas sipil yang diperlukan.
Angkatan bersenjata Israel juga minta dana lebih banyak untuk menghadapi apa yang disebutnya peningkatan rasa permusuhan di Timur Tengah setelah terjadinya revolusi di dunia Arab. Juga ada ketakutan akan timbulnya perang kalau Israel menyerang fasilitas nuklir Iran yang dicurigai membuat senjata nuklir.