REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirjen Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan Herry Bhakti menyatakan, pilot Sukhoi Superjet 100 meminta izin turun ke tiga ribu kaki dari 10 ribu kaki sejak sebelum Lapangan Udara (Lanud) Atang Sandjaja, Bogor, Jawa Barat dan permintaan tersebut mendapat ijin Air Traffic Controller.
"Saat itu Sukhoi tengah berada di training area lanud tersebut dan bisa memutar bahkan pesawat pun bisa landing di sana. Jadi tidak ada masalah dengan teknis operasional," katanya saat mendampingi?Menteri Perhubungan EE Mangindaan di Lapangan Pasir Pogor, Bogor, yang menjadi lapangan heli untuk evakuasi korban, Sabtu.
Dirjen menambahkan, selanjutnya pesawat memutar di atas lanud yang kemudian melanjutkan perjalanan, namun setelah itu kehilangan komunikasi. "Selanjutnya pesawat hilang, dan di sana tidak naik lagi," katanya.
Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 itu akhirnya diduga menabrak tebing di Gunung Salak, Bogor.
Ia menambahkan proses investigasi kejadian tersebut paling cepat bisa dilakukan dalam waktu tiga bulan dan maksimum satu tahun tergantung dari data yang masuk dari tim evakuasi. Setelah itu digabung semuanya dengan data Komite Nasional Keselamaatn Transportasi.
Terkait dengan pembelian Sukhoi sendiri, ia menyatakan hal itu murni bisnis to bisnis. Namun, kata dia, kalau memang ada kesalahan tentunya pihaknya akan melindungi publik karena pesawat itu dinilai tidak aman.
"Tapi kalau pesawatnya bagus, berarti bisa saja mereka melanjutkan untuk membeli pesawat," katanya.