REPUBLIKA.CO.ID, Setelah menikmati sajian, Umar berkata,” Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita makan hingga kenyang, dan memberi kita hingga puas. Tamu dari manakah Anda berdua ini?” tanyanya.
"Kami adalah utusan Salamah bin Qais," jawab salah seorang mereka.
"Hah, marhaban bagi kalian berdua. Lekas ceritakan bagaimana keadaan tentara kaum Muslimin," jawab Umar bersemangat.
“Seperti yang kita harapkan semua, Alhamdulillah tentara kaum Muslimin selamat. Mereka berhasil memenangkan pertempuran.” Kemudian utusan itu menceritakan jalannya peperangan dan keadaan sang panglima serta tentara Islam lainnya.
"Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya,” ujar Amirul Mukminin. Apakah engkau melewati Kota Basrah?”
“Ya,” jawab utusan Salamah tersebut.
Kemudian Umar menanyakan tentang keadaan masyarakat kota itu dan harga barang serta berbagai hal lain yang berkenaan dengan kebutuhan penduduk. Sang Khalifah tampak lega ketika mengetahui keadaan kaum Muslimin baik dan kebutuhan mereka tercukupi.
Sang utusan segera mengeluarkan sebuah kotak lalu menyerahkannya kepada Umar. “Begitu Allah menganugerahkan kepada kami kemenangan, seluruh harta rampasan perang kami kumpulkan. Di antara harta tersebut, kami temukan sebuah perhiasan indah."
"Salamah bin Qais menyuruh saya mengantarkannya kepada Amirul Mukminin. Karena jika dibagi-bagikan kepada para prajurit, tidak akan mencukupi. Sudilah kiranya anda menerimanya,” ujar sang utusan.
Begitu kotak tersebut dibuka, terlihatlah sebuah perhiasan indah, terdiri dari emas yang kuning menyala. Melihat benda itu, spontan sang Khalifah bangkit sambil membanting kotak dan bertolak pinggang. Wajahnya merah menunjukkan kemarahan.
“Kalian ingin menjerumuskan aku ke neraka dengan benda ini. Segera kumpulkan dan bawa kembali untuk dibagikan kepada para prajurit! Ingat, kalau para prajurit bubar sebelum engkau dan Salamah bin Qais membagikannya, aku akan menghukum kalian,” tegas Umar.
Saat itu juga, sang utusan segera meninggalkan tempat itu dan menemui pimpinannya, Salamah bin Qais. Setelah mendengar penuturan sang utusan, Salamah segera membagi-bagikan perhiasan tersebut kepada pasukannya.