REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Suriah, Wahib Abdul Jawad mengatakan banyak majikan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Suriah yang enggan memulangkan pekerjanya ke Tanah Air.
"Kami sudah meminta agar WNI tersebut dipulangkan, bahkan diberi kompensasi. Namun mereka tidak mau. Mereka lebih memilih para pekerja dibandingkan mendapatkan uang kompensasi," ujar Dubes Wahib saat dihubungi Antara dari Jakarta, Jumat (1/6).
Menurut Wahib, kebanyakan WNI tersebut bekerja sebagai pekerja rumah tangga di rumah majikan. Jadi para majikan lebih memilih keberadaan pekerja itu.
Meskipun demikian, ada juga majikan yang mau memulangkan pekerjanya. Sedikitnya, terdapat 400 WNI yang sudah dipulangkan majikan ke Tanah Air.
"Hingga saat ini, KBRI terus melakukan proses evakuasi. Sejak Januari, sebanyak 233 WNI sudah dipulangkan," tambah dia.
Dubes juga menjelaskan kondisi di Suriah, masih sama seperti beberapa waktu lalu. Menurut dia, beberapa provinsi yang cukup rawan yakni Homs, Hama, Daraa, Deir ez-Zor dan As Suwayda. "Kondisi di Damaskus sendiri relatif aman."
Kebanyakan dari mereka berstatus tenaga kerja Indonesia (TKI) dan pelajar atau mahasiswa. KBRI Damaskus mencatat total jumlah WNI di negeri itu hingga tahun ini mencapai 12.500 orang.
Suasana di Suriah sedang tidak menentu karena banyak pihak di negara itu yang menginginkan agar Presiden Bashar Al-Assad diturunkan dari jabatannya. Beberapa negara juga mendesak Bashar yang merupakan putra mantan presiden Hafez al-Assad supaya segera mundur dari posisinya itu.