Ahad 03 Jun 2012 19:23 WIB

Perajin Tahu-Tempe Berharap Subsidi Kedelai

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hafidz Muftisany
Produsen tempe
Produsen tempe

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Pemkab Sukabumi masih menunggu kepastian pemberian subsidi bagi komoditas kacang kedelai. Sebelumnya Pemkab Sukabumi dan perwakilan perajin tempe tahu mendatangi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) di Jakarta pada akhir Mei lalu.

‘’Kita sudah meminta langsung pemberian subsidi kepada pemerintah pusat,’’ terang Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Agus Ernawan, kepada Republika, Ahad (3/6). Pada saat itu pemerintah menampung aspirasi tersebut.

Menurut Agus, permintaan subsidi kedelai disebabkan harga komoditas tersebut mengalami kenaikan cukup tinggi. Saat ini harga kedelai per kilogramnya bisa mencapai Rp 6.800 hingga Rp 7.200. Padahal, pada waktu normal harganya hanya berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram. 

Kenaikan tersebut, ujar Agus, cukup memberatkan para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Sukabumi yang berjumlah ratusan. Jika terus dibiarkan, maka para perajin itu akan menghentikan kegiatannya.

Diterangkan Agus, informasi yang diperolehnya kenaikan harga kedelai dipicu diberlakukanya bea masuk impor kedelai sebesar lima persen. Rencananya, pemerintah akan menurunkan kembali bea mask impor hingga nol persen seperti sebelumnya.

Agus mengungkapkan, pasokan kedelai untuk perajin tahu dan tempe sekitar 90 persen dari impor. Hal ini disebabkan pasokan kedelai dari local masih kurang dibandingkan kebutuhan.

Di sisi lain Agus menerangkan, pengajuan subsidi kepada pemerintah pusat dikarenakan Pemkab Sukabumi tidak mempunyai alokasi dana yang cukup. Pemberian subsidi diharapkan mampu meringankan beban para perajin.

Manajer Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Kopti) Sukabumi, Muhammad Badar mengatakan, jumlah perajin tahu dan tempe di Kota/Kabupaten Sukabumi mencapai sekitar 400 orang. Mereka saat ini sangat terpengaruh dengan lonjakan harga kedelai di pasaran.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement