REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Militer Mesir menyiapkan rencana untuk 'mengkudeta' kemenangan calon presiden dari Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi. Militer akan mengumumkan kemenangan mantan PM era Mubarak Ahmad Shafiq sebagai pemenang pemilu presiden
laporan mengatakan bahwa keputusan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) telah membuat 'pengaturan' dengan dukungan AS untuk memenangkan Shafiq atas Morsi.
Disaat yang bersamaan, SCAF juga mengeluarkan peringatakan pada rakyat Mesir agar tidak melakukan protes jika hasil pemilu telah disahkan. "Pengadilan akan siap melakukan penangkapan bagi siapapun yang melakukan kerusuhan," demikian bunyi ancaman tersbut.
Sebagai bagian lain dari rencana untuk menggagalkan revolusi dari era Muabrak, SCAF mengumumkan konstitusi diubah, dimana memungkinakn militer mengendalikan UU dan anggaran negara.
Padahal sebelumnya, dalam transisi revolusi pasca-Mubarak, Militer berjanji menyerahkan kekuasaan pada presiden yang terpilih 1 Juli ini. Sebelumnya militer melalui Mahkamah Agung juga memutuskan membubarkan parlemen yang didominasi kelompok islam dari Ikhwanul Muslimin dan Salafi.
Masyarakat dihinggapi kekhawatiran meletusnya kerusuhan jika Shafiq yang merupakan tangan kanan Mubarak terpilih dalam pemilihan umum presiden dan meningkatkan ketegangan dengan kelompok islam yang diwakili Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin sendiri mengklaim memenangkan pemilihan presiden dengan mengantongi 52 % suara.