Sabtu 23 Jun 2012 05:41 WIB

Kecelakaan Kapal di Pulau Christmas, SBY Telepon PM Australia

Presiden SBY
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO---Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melakukan komunikasi dengan Perdana Menteri Julia Gillard terkait dengan informasi mengenai tenggelamnya sebuah kapal tidak jauh dari Pulau Christmas.

"Ada berita sebuah kapal yang tenggelam antara Indonesia dan Pulau Christmas atau Indonesia dan Australia. Saya sudah bicara dengan PM Julia Gillard," kata Presiden di Rio de Janeiro, Brazil, Jumat.

Kepala Negara mengatakan, berdasarkan kerangka kerja sama antara kedua negara maka Indonesia dan Australia sepakat negara yang lebih dekat ke lokasi kejadian hendaknya memberikan pertolongan terlebih dahulu.

"Menurut Menko Polhukam tadi pagi jaraknya sementara lebih dekat ke Australia meskipun kita juga sudah melakukan aksi penyelamatan," kata Presiden.

Sejauh ini menurut informasi di media terdapat 110 orang yang berhasil diselematkan walaupun belum diketahui kapal itu bertolak dari mana dan mengangkut siapa.

Namun Presiden Yudhoyono menegaskan bahwa Indonesia telah memiliki kerangka kerja sama "Bali Process" untuk menangani hal-hal seperti itu.

"Bali Process" adalah salah satu kerangka kerja sama antara Indonesia dan Australia yang salah satunya untuk menangani aliran imigran gelap ke Australia yang melewati perairan Indonesia.

Sementara itu, laporan media mengutip Menteri Dalam Negeri Australia Jason Clare menyebutkan bahwa sedikitnya 100 korban terbaliknya kapal pengangkut imigran yang mencari suaka di Pulau Christmas, Australia, hingga kini belum ditemukan.

Sedangkan 110 korban lainnya berhasil diselamatkan dan tiga jenazah berhasil ditemukan.

Sebuah kapal yang diduga berisi imigran gelap yang hendak menuju Australia terbalik sekitar 200 kilometer di sebelah utara Pulau Christmas pada Kamis (21/6).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement