REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO---Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melakukan komunikasi dengan Perdana Menteri Julia Gillard terkait dengan informasi mengenai tenggelamnya sebuah kapal tidak jauh dari Pulau Christmas.
"Ada berita sebuah kapal yang tenggelam antara Indonesia dan Pulau Christmas atau Indonesia dan Australia. Saya sudah bicara dengan PM Julia Gillard," kata Presiden di Rio de Janeiro, Brazil, Jumat.
Kepala Negara mengatakan, berdasarkan kerangka kerja sama antara kedua negara maka Indonesia dan Australia sepakat negara yang lebih dekat ke lokasi kejadian hendaknya memberikan pertolongan terlebih dahulu.
"Menurut Menko Polhukam tadi pagi jaraknya sementara lebih dekat ke Australia meskipun kita juga sudah melakukan aksi penyelamatan," kata Presiden.
Sejauh ini menurut informasi di media terdapat 110 orang yang berhasil diselematkan walaupun belum diketahui kapal itu bertolak dari mana dan mengangkut siapa.
Namun Presiden Yudhoyono menegaskan bahwa Indonesia telah memiliki kerangka kerja sama "Bali Process" untuk menangani hal-hal seperti itu.
"Bali Process" adalah salah satu kerangka kerja sama antara Indonesia dan Australia yang salah satunya untuk menangani aliran imigran gelap ke Australia yang melewati perairan Indonesia.
Sementara itu, laporan media mengutip Menteri Dalam Negeri Australia Jason Clare menyebutkan bahwa sedikitnya 100 korban terbaliknya kapal pengangkut imigran yang mencari suaka di Pulau Christmas, Australia, hingga kini belum ditemukan.
Sedangkan 110 korban lainnya berhasil diselamatkan dan tiga jenazah berhasil ditemukan.
Sebuah kapal yang diduga berisi imigran gelap yang hendak menuju Australia terbalik sekitar 200 kilometer di sebelah utara Pulau Christmas pada Kamis (21/6).