REPUBLIKA.CO.ID, Utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan untuk Suriah dalam pertemuan dengan para diplomat di Jenewa mengatakan bahwa usulan badan kepada pemerintahan transisi Suriah dapat mencakup anggota pemerintah Damaskus saat ini dan oposisi.
Sementara itu, para menteri luar negeri dari berbagai negara seperti Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Turki, Qatar, Kuwait, dan Irak, serta Sekjen PBB Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil el-Araby, dan menteri luar negeri Amerika Serikat hadir dalam pertemuan yang digelar di kantor PBB di Jenewa, Sabtu (30/6).
Usai pertemuan, dalam konferesni pers Annan mengatakan, peserta pertemuan menyepakati badan transisi di Suriah yang mencakup anggota pemerintah Damaskus saat ini dan oposisi yang dibentuk atas dasar kesepakatan bersama.
Menurut Annan, pihaknya telah menyediakan pedoman dan prinsip-prinsip untuk membantu pihak Suriah. Annan juga meminta kelompok-kelompok oposisi bersenjata dan pasukan pemerintah Damaskus untuk menghentikan kekerasan.
Di sisi lain, Moskow dan Beijing menentang kata-kata proposal yang diusulkan yang menyerukan pemerintahan sementara.
Pada 28 Juni lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, masa depan pemerintah Suriah harus diputuskan oleh dialog di antara rakyat Suriah sendiri, dan menambahkan, Moskow tidak dapat mendukung solusi untuk Suriah yang didikte oleh pihak asing.
Sementara negara-negara Barat anti-Suriah meminta Presiden Bashar al-Assad segera mundur, namun hal itu mendapat penentangan keras dari Rusia dan Cina.