REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Konferensi Internasional Pembebasan Palestina yang digelar Rabu-Kamis (4-5/7) di Hotel Homan-Bandung, menghasilkan tujuh kesepakatan. Salah satunya adalah, mengusulkan pada pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk membuka kantor konsulat di Gaza.
''Secara khusus, kami mendesak pemerintah Republik Indonesia membuka Konsulat RI untuk pelayanan diplomatik di jalur gaza,'' ujar Ketua Panitia Konferensi Internasional Pembebasan Palestina, KH Yaksyallah Mansyur saat membacakan butir hasil konferensi, Kamis (5/7).
Yaksyallah mengatakan, butir lain yang disepakati dalam konferensi ini adalah, demi suksesnya perjuangan pembebasan Al Quds dan Palestina dituntut dukungan yang lebih nyata dari kaum muslimin dan komunitas internasional pada umumnya.
Butir berikut, sambung Yaksyallah, yakni mengangkat Imam Jamaah Muslim Hizbullah KH Muhyidin Hamidy sebagai pemimpin untuk upaya mempercepat pembebasan Al Aqsa dan kemerdekaan Palestina yang didukung oleh organisasi yang memiliki komitmen dalam masalah ini. Pengangkatan imam tersebut demi mempersatukan gerakan perjuangan.