REPUBLIKA.CO.ID, MARKAS BESAR PBB, NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ahad, mengatakan, sekitar 200.000 orang mengungsi keluar dari Aleppo, Suriah, dalam dua hari belakangan seiring peningkatan serangan dari pasukan Presiden Bashar al Assad.
Kepala Badan Kemanusiaan PBB, Valerie Amos, dalam pernyataannya, mengatakan, tidak diketahui jumlah rakyat yang terjebak di kota tersebut. Ia juga minta diberikan akses aman bagi badan kemanusiaan untuk menjangkau Aleppo.
Wakil sekretaris jenderal PBB itu mengatakan, Komite Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Suriah memperkirakan, sekitar 200.000 orang telah mengungsi dari Aleppo dan kawasan sekitarnya dalam dua hari terakhir.
Para aktivis di Suriah mengatakan lebih dari 20.000 orang telah terbunuh dalam konflik yang telah berlangsung selama 16 bulan itu.
"Tidak diketahui berapa banyak orang yang terjebak di kota itu mengingat pertempuran masih berlanjut hingga hari ini," kata Amos. Aleppo sebelumnya tercatat memiliki jumlah penduduk lebih kurang 2,5 juta orang.
Amos mengatakan, dia sangat prihatin akan dampak dari baku tembak, penggunaan tank serta senjata-senjata berat lainnya" terhadap rakyat sipil di Aleppo, Damaskus dan lokasi lain.
Puluhan ribu rakyat Suriah telah menyeberang ke negara-negara tetangganya, Jordania, Irak dan Turki dalam beberapa hari belakangan ini untuk menghindari pertempuran.
"Saya menyeru semua pihak bertikai, memastikan mereka jangan jadikan rakyat sipil sebagai target dan menyediakan akses yang aman bagi organisasi kemanusiaan yang akan menyalurkan bantuan kemanusiaan," katanya.
"Situasi keamanan di kota-kota itu dan sepanjang rute utama transportasi menyulitkan organisasi kemanusiaan untuk mencapai keluarga-keluarga yang mengungsi di Aleppo, Hama dan daerah lain," kata Amos.