REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah memperlihatkan tekad yang tak tergoyahkan selama satu pekan belakangan dalam operasinya merebut kembali beberapa daerah yang dikuasai oposisi di Provinsi Aleppo, Suriah utara. Sementara itu, bentrokan antara kedua pihak bertambah sengit akibat dukungan terhadap oposisi pihak asing.
Pegiat oposisi menyatakan mereka telah mematahkan serangan militer pemerintah. Namun, pemerintah Suriah mengatakan militer melancarkan serangan ke oposisi untuk membebaskan semua kota besar Suriah dari yang disebutnya sebagai teroris.
Pada Sabtu (28/7), Suriah melancarkan serangan paling sengitnya ke Aleppo dengan peringatan mengenai gempuran akan berlanjut. Pemerintah menekankan bakal menguasai oposisi di Provinsi Aleppo. Pada Senin (30/7), militer Suriah merebut satu bagian kabupaten Salaheddin, kota terpadat di Suriah.
Pemerintah Suriah membantah laporan media bahwa oposisi telah menguasai Aleppo. Laporan yang dilansir Xinhua, Selasa (31/7) itu, katanya, tak lebih daripada 'perang urat syaraf' pemberi semangat bagi moral oposisi yang sudah merosot.
Saat pemerintah Suriah meningkatkan serangannya terhadap Aleppo, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menyerukan dilancarkannya upaya untuk menjatuhkan rezim Suriah. Namun pemerintah Suriah menyatakan pihaknya masih kuat dan mampu menghadapi semua gejolak.