REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah V meminta kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai beredarnya uang palsu karena ditemukan kasus uang palsu pecahan Rp5.000 yang lolos sensor sinar ultraviolet.
Manager Unit Distribusi Uang dan Layanan Kas BI Wilayah V Tratmono Wibowo di Semarang, Rabu mengakui ada beberapa daerah yang ditemukan kasus manipulasi yang kemudian masuk kategori uang palsu.
"Jadi kertas uang pecahan Rp1.000 kemudian gambarnya dihilangkan dan dicetak kembali menjadi uang pecahan Rp5.000. Kertas yang digunakan kertas uang, benang pengaman, dan tanda airnya asli," katanya.
Untuk tanda air yang ada di uang pecahan Rp5.000 dan uang pecahan Rp1.000 sebenarnya berbeda tetapi sedikit perbedaannya.
Tratmono menegaskan bahwa manipulasi uang tersebut hanya terjadi pada pecahan Rp5.000 dan Rp1.000, tidak bisa untuk pecahan di atasnya.
"Ukuran lembar uang berbeda dengan selisih dua milimeter antarnominal. Apalagi untuk uang besaran Rp10 ribu ke atas tanda airnya juga berbeda. Hanya uang Rp5.000 dan Rp 1.000 yang sama," katanya.
Ia menegaskan untuk kasus manipulasi tersebut di BI Kantor Wilayah V tidak ditemukan. Akan tetapi, masyarakat tetap diminta waspada.
Untuk mengetahui keaslian uang saat ini sangat mudah dengan tiga D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang. Apalagi BI telah menambah sejumlah spesifikasi yang menjadikan uang asli mudah ditiru.