REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Indeks konsumsi rokok di Jawa Barat mencapai 113,90 atau tertinggi dibandingkan konsumsi makanan dan dan susu dalam indeks tendensi konsumen yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi itu.
"Berdasarkan pendataan, indeks konsumsi rokok di Jabar tertinggi 113,90 persen. Angka itu diatas indeks konsumsi kebutuhan pokok seperti daging sapi, ayam dan buah-buahan," kata Kepala Bidang Pengolahan Integrasi BPS Jabar, Unggul Sampurno di Bandung, Senin (6/8).
Sementara itu tingkat konsumi susu di Jabar tercatat paling rendah yakni 86,61, atau jauh di bawah rata-rata indeks makanan di Jabar 103,85. Sedangkan pada konsumsi kelompok bukan makanan indeksnya sebesar 105,28, dengan indeks tertinggi adalah konsumsi kesehatan 116,64 persen. Artinya pengeluaran untuk sektor kesehatan tertinggi.
"Indeks konsumsi kesehatan tertinggi, hal itu karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang terus meningkat, disamping akses kemudahan layanan kesehatan terutama adanya Jamkesmas," kata Unggul.
Secara umum indeks tendensi konsumen di Jabar pada triwulan II 2012 sebesar 108,98 persen, artinya kondisi ekonomi konsumen membaik dibandingkan triwulan I 2012.
Secara nasional ITK 2012 pada semeter II berada di atas 100, artinya kondisi ekonomi konsumen di seluruh Indonesia membaik dibandingkan triwulan sebelumnya.
Terkait prediksi indeks tendensi konsumen triwulan III/ 2012, diperkirakan menembus 112,57 persen atau membaik dibandingkan triwulan II. Sama halnya tingkat kepercayaan dan optimisme konsumen diperkirakan meningkat lebih tinggi dibandingkan saat ini.
"Melihat kondisi perekonomian saat ini, diperkirakan terus membaik, asalkan tidak ada shock di semester III mendatang," kata Unggul Sampurno menambahkan.