REPUBLIKA.CO.ID, BAZAR COX-- Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia Andhika Purbo Swasono, di Provinsi Bazar Cox, Bangladesh mengatakan gelombang pengungsian masih terus memasuki perbatasan. Hanya saja sejak dilarang pemerintahan di Dhaka, penjagaan pos perbatasan semakin diperketat.
"Di sungai Nav pengungsi Rohingya bertahap masih berdatangan," terang Andhika, saat dihubungi Republika.Dia menjelaskan kondisi pengungsi Muslim Rohingya semakin sulit, bantuan pangan dan medis semakin langka.
Dia bersama relawan kemanusian lainnya pun terpaksa harus melakukan aksi terselubung untuk membantu kondisi 80 ribu pengungsi yang dikatakan ilegal oleh Bangladesh.
"Relawan sangat berhati-hati. Sebab sweeping terhadap relawan mungkin akan diberlakukan pemerintah Bangladesh," kata dia. Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Muhammad Jusuf Kalla dijadwalkan bertemu Presiden Myanmar Thein Sein, di Naypyidaw. Keduanya akan melangsungkan pembicaraan penyelesaian konflik yang telah merenggut puluhan nyawa itu.
"Jusuf Kalla menawarkan metode rekonsiliasi konflik yang pernah diusungnya untuk persoalan serupa di Indonesia,'' kata salahsatu delegasi yang ikut serta, Husain Abdullah, saat dihubungi Republika, Kamis (9/8).
Husain mengatakan, delegasi Indonesia akan membawa 15 orang didalamnya. Kata dia, selain membicarakan metode rekonsiliasi, poin penting yang akan dibahas adalah membuka akses perbantuan pangan dan medis bagi pengungsi Rohingya.