Rabu 15 Aug 2012 11:20 WIB

Barat Bahas Dukungan untuk Oposisi Suriah

Menteri Luar Negeri AS hillary Clinton dalam konferensi 'Sahabat Suriah' di Turki
Foto: enduringamerica.com
Menteri Luar Negeri AS hillary Clinton dalam konferensi 'Sahabat Suriah' di Turki

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton telah mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari sejumlah negara Barat mengenai krisis Suriah, kata seorang pejabat AS, Selasa (14/8).

Hillary mengadakan konferensi telepon selama lebih dari satu jam pada Senin (13/8) dengan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle dan Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu mengenai masalah itu, kata Wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland dalam satu taklimat. 

Mereka, kata Nuland, membahas dukungan bagi oposisi Suriah, masalah pengungsi dan persiapan bagi masa pasca-Bashar al Assad.

"Kebanyakan percakapan dipusatkan pada jaminan bahwa kami semua bergerak di jalur yang sama, bahwa kami semua berbagi informasi, bahwa kami memikirkan tentang pembagian tenaga manusia sehingga kami bisa mencakup semua dasar tanpa saling melangkahi," kata Nuland sebagaimana dikutip Xinhua.

Hillary dan Davutoglu mengadakan pembicaraan serupa di Istanbul, Turki, pada Sabtu (11/8). Setelah pembicaraan tersebut, Hillary berikrar akan terus mendukung oposisi Suriah dan mengumumkan bantuan tambahan kemanusiaan buat rakyat Suriah.

Negara Barat telah menuntut Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur dan memanfaatkan upaya diplomatik dan sanksi ekonomi untuk menekan pemerintah Suriah. Bersama beberapa negara Arab, mereka juga telah sepakat untuk memberi bantuan bagi oposisi Suriah.

Rusia dan China berkeras setiap resolusi yang diusulkan mengenai Suriah mesti seimbang dan menetapkan pasal yang mengikat buat pemerintah dan oposisi. Kedua negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB tersebut juga telah menentang campur tangan militer asing terhadap Suriah.

sumber : Antara, Xinhua
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement