REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebakaran hutan yang terjadi di Gunung Selamet, Purbalingga, Jawa Tengah dalam proses penyelidikan. Hal tersebut diungkapkan oleh Sarwa Pramana, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah pada Ahad, (26/8).
Kebakaran saat ini masih dalam proses penyelidikan terkait sebab-sebabnya. Sarwa sendiri belum berani berspekulasi mengenai penyebab dari kebakaran tersebut. Penyebabnya masih belum diketahui. Namun, kondisi cuaca yang panas seperti ini bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan dan berhati-hati dalam menyalakan api unggun. ‘’Karena pembuangan puntung rokok sembarangan di hutan bisa memicu kebakaran hutan,’’ kata dia.
Sarwa menjelaskan kebakaran tersebut terjadi hutan dengan luas 40 hektare. ‘’Yang terbakar bukan hanya hutan namun juga alang-alang,’’ kata dia. Kebakaran tersebut menurut Sarwa terjadi di daerah perbatasan Purbalingga dan Pemalang.
Dia menambahkan untuk mengatasi masalah ini, pihaknya telah berupaya melokalisir wilayah setempat. Upaya lokalisir tersebut dengan membangun parit-parit kecil di sekitar kejadian. Kondisi hutan yang terbakar di daerah tersebut hingga saat ini berangsur-angsur membaik. ‘’Api saat ini sudah dapat dipadamkan,’’ ujarnya.
Kebakaran hutan tersebut menurut Sarwa tidak menimbulkan korban jiwa. Hal ini dikarenakan lokasi daerah kebakaran yang jauh dari pemukiman penduduk. Sementara itu, ketika disinggung mengenai pendaki yang sempat terjebak di hutan tersebut, Sarwa menjelaskan kondisi para pendaki masih sehat. ‘’Saat ini mereka telah pulang ke rumah masing-masing,’’ tambah dia.
Sementara itu, dia juga tidak bisa memprediksi tentang peluang terjadinya kebakaran hutan kembali mengingat cuaca panas yang terjadi pada bulan-bulan ini. ‘’ Belum bisa diprediksi. Semoga tidak terjadi lagi,’’ lanjut dia.
Kebakaran hutan yang terjadi di Gunung Selamet ini bukan kali pertama terjadi. Menurut catatan Republika, kebakaran yang melanda hutan Gunung Slamet sudah terjadi sebanyak empat kali. Kebakaran pertama, terjadi pada Minggu, 21 Agustus 2011.
Kebakaran kedua terjadi pada awal September 2011. Saat itu, lebih dari 52 hektare hutan yang berada di Petak 58 D yang merupakan wilayah kawasan hutan lindung di Blok Samarantau terbakar. Kebakaran ketiga terjadi pada Kamis, 16 Agustus 2007 di hutan semak di sekitar badan Gunung Selamet, Purbalingga, Jawa Tengah.
Saat itu, api melalap pos tujuh dan delapan jalur pendakian. Kebakaran keempat terjadi pada Juli 1984. Saat itu, ratusan siswa SMAN 2 Purwokerto sempat terjebak dalam kobaran api di puncak Gunung selamet.
Seperti diketahui sebelumnya, kebakaran terjadi di kawasan pos lima jalur pendakian lereng utara Gunung Slamet tersebut, pada Minggu, (26/8) pukul 03.30 WIB. Kebakaran diduga berasal dari api unggun yang ada di sekitar lokasi kejadian.