REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mencermati kerusuhan di Sampang Madura sebagai konflik perbedaan aliran akidah.
Ketua MIUMI Dr Hamid Fahmi Zarkasyi, menghimbau kepada umat Islam untuk bersatu dan jangan terpecah belah. "Sejauh ini yang membuat Islam itu terpecah-pecah karena antar kelompok saling mengklaim dirinya paling benar,’’ kata dia, Senin, (27/8).
Sementara itu terkait langkah yang akan ditempuh MIUMI terkait ini, pihaknya akan menjelaskan kepada Syiah, bahwa perbedaan aliran itu sudah tidak bisa direkondisikan lagi. Pihaknya juga mendesak kepada Syiah untuk menghentikan penyebaran ajaran tersebut di Indonesia.
MIUMI juga menolak tuduhan kaum minoritas Syiah merasa tertindas. "Jangan kemudian, peristiwa kerusuhan Sampang ini dibawa-bawa, logikanya minoritas Syiah tertindas. Lalu dikaitkan dengan bahasa demokrasi,’’ tambah dia.
Menurut dia, MUI sudah dengan tegas membuat fatwa tentang kesesatan aliran Syiah. Karena itu, dia mengimbau kepada pihak Syiah untuk mematuhi aturan itu.