Senin 27 Aug 2012 14:26 WIB

Unjuk Rasa Cinta Warga AS untuk Masjid Joplin

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Hina Qidwai (berjilbab) berterima kasih kepada mahasiswa OCC, Ashley Carter (kiri) yang mengorganisir unjuk rasa cinta untuk Masjid Joplin di Taman Landreth, Sabtu.
Foto: Globe/Roger Nomer
Hina Qidwai (berjilbab) berterima kasih kepada mahasiswa OCC, Ashley Carter (kiri) yang mengorganisir unjuk rasa cinta untuk Masjid Joplin di Taman Landreth, Sabtu.

REPUBLIKA.CO.ID, JOPLIN--Demi  memperlihatkan solidaritas untuk masyarakat muslim di sekitar Masjid Joplin, negara bagian Missouri, ratusan warga, Sabtu (25/8) menggelar unjuk rasa.. Masjid tersebut terbakar habis tiga pekan lalu menyebabkan sekitar 50 keluarga muslim di wilayah tersebut tidak memiliki tempat ibadah.

Seperti dilansir The Joplin Globe, ratusan orang yang diorganisir lewat Facebook oleh seorang mahasiswa Ozark Christian College, Ashley Carter  berkumpul di Landreth Park. "Kami mengirimkan sebuah pesan kepada dunia bahwa kami tidak akan membiarkan kemarahan, kekecewaan, kebodohan, atau ketakutan menang. Perdamaian dimulai ketika kita merespon cinta," kata Carter kepada kerumunan massa.

Carter melihat unjuk rasa tersebut sebagai ajang balas budi bagi komunitas muslim lokal yang telah memberikan pertolongan bagi par korban tornado di Joplin Mei 2011 silam. Saat itu sebanyak 161 orang meninggal dan 8.000 bangunan rusak dan hancur.

"Kami tidak akan membiarkan kebencian menang. Kami akan menyebarkan cinta dengan tindakan-tindakan kebaikan yang radikal," tambah Carter. "Jika kejadian kali ini disengaja, maka kepada orang yang melakukan hal ini saya berdoa agar kemarahan yang ada di hatimu bisa digantikan dengan cinta yang ditunjukkan Tuhan kepadamu," kata Carter.

Zue Oxford, salah seorang anggota Islamic Society di Joplin, memuji pernyataan Carter tersebut sebagai sesuatu menginspirasi, begitu juga dengan unjuk rasa tersebut. "Itu adalah hal yang indah. Apa lagi yang bisa saya katakan? Tindakan tersebut sangat membantu. Kami bisa merasakan adanya cinta. Itu luar biasa," tuturnya.

(seorang peserta unjuk rasa cinta, Jessica, berbagi tawa dengan Mithy Harjo--berkerudung)

Sementara salah seorang yang berada dalam kerumunan, Harry Gardner, rela datang dari Granby ke Joplin untuk mengikuti unjuk rasa tersebut. "Saya adalah seorang pemeluk agama yang taat di dalam negara yang menganut kebebasan beragama," katanya. Ia dan istrinya mengaku sangat sedih mendengar Joplin luluh-lantak akibat kebakaran tersebut.

"Saya tak percaya saat mendengarnya. Saya hanya bisa berpikir, 'bagaimana cara menghentikan hal ini? Tempat mana yang menjadi sasaran berikutnya?," kata Gardner.

Pengunjuk rasa yang lain, Stacy Cassity, mengatakan ia sangat bersyukur bisa berpartisipasi dalam acara tersebut. Ia sebelumnya ia tak pernah memiliki kesempatan bertemu dan berbicara dengan orang-orang Islam.

Sejauh ini baik FBI maupun investigator lokal menyatakan mereka belum berhasil menemukan penyebab kebakaran tersebut meskipun penyelidikan terus berlangsung. Kebakaran yang sama yang terjadi di masjid yang sama pada 4 Juli lalu dipastikan disebabkan oleh pembakaran disengaja. Akan tetapi belum ada seorang pun yang ditangkap usai peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement