REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Meski tengah berada dalam pengungsian, minat belajar anak-anak Syiah korban penyerangan di Sampang, Madura, Jawa Timur, tetap tinggi. Mereka antusias mengikuti pelajaran yang diadakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memberi bantuan penanganan pendidikan.
Mereka mendapat bantuan pelajaran dari tiga LSM, dari yang sebelumnya hanya satu LSM. Ketiga LSM itu, masing-masing Komite Anak Sampang, Aksi Cepat Tanggap dan Pondok Anak Ceria.
"Jumlah LSM yang membantu korban pengungsi Syiah memberikan pendidikan pada mereka bertambah," kata koordinator relawan dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) Muadz, Kamis.
Selain mendapat tambahan tenaga relawan guru, anak-anak pengungsi Syiah ini juga mendapatkan bantuan buku paket pendidikan untuk berbagai tingkatan. Mulai dari SD,SMP hingga SMA.
"Jadi kami sudah tidak kerepotan lagi untuk memberikan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum pendidikan," kata Ketua Komite Anak Sampang Untung Rifai.
Jumlah pengungsi anak yang saat ini menghuni lokasi pengungsian di GOR Wijaya Kusuma Sampang sebanyak 86 orang, 30 orang di antaranya merupakan anak di bawah umur (balita), sedangkan total jumlah pengungsi sebanyak 276 orang.
Sebelumnya sejumlah anak-anak Syiah yang mengungsi di GOR itu meminta agar mereka bisa belajar meski tidak masuk sekolah.
Sejak Kamis pagi aktivitas belajar mengejar di lokasi penampungan telah berlangsung. Sementara mereka hanya belajar menyanyi dan menggambar.