REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Istri pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk, Ummi Kulsum membantah jika Alquran yang digunakan alirannya berbeda dengan Alquran yang digunakan Islam Sunni. Ia menegaskan tidak ada perbedaan sedikitpun antara Alquran Syiah dengan Alquran Sunni.
"Siapa bilang Alquran yang kami gunakan berbeda. Itu kan hanya isu tak bertanggung jawab yang sengaja dienduskan agar kami dimusuhi pengikut Sunni," kata Ummi Kulsum di lokasi pengungsian di gedung olahraga (GOR) Wijaya Kusuma, Sampang, Jumat (31/8) siang.
Buktinya, kata dia, anak-anak Syiah belajar Alquran yang sudah biasa digunakan kelompok Sunni dan mayoritas pengikut aliran Islam di Madura. Selama ada di pengungsian, para penyuluh dari Kantor Kementerian Agama memang mengajarkan anak-anak korban penyerangan kelompok masyarakat bertikai ini membaca Alquran.
Jenis Alquran yang digunakan mengajari ngaji anak-anak Syiah ini merupakan jenis Alquran yang digunakan mayoritas umat Islam di Indonesia. Bahkan, para pengikut aliran Islam Syiah yang kini tinggal di lokasi pengungsian itu senang dengan bantuan mengaji yang dilakukan Kantor Kemenag Sampang.
"Jika Alquran yang kami gunakan beda, mana mungkin kami mau belajar Alquran yang difasilitasi Kemenag Sampang ini," ucap Ummi Kulsum.
Kasi Mapanda Kantor Kemenag Abd Hamid mengatakan jenis Alquran yang digunakan Kemenag Sampang merupakan Alquran terbitan Departeman Agama yang biasa digunakan umat Islam pada umumnya. "Kalau Alquran sama. Kami mengajari membaca Alquran tidak masalah kok," ucap Hamid.
Kasus kerusuhan yang menimpa kelompok masyarakat di Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran, Kecamatan Omben, Sampang itu terjadi pada 26 Agustus 2012. Dalam peristiwa itu dua orang tewas dan enam orang lainnya luka-luka, serta sebanyak 37 unit rumah milik warga ludes dibakar massa.