Rabu 05 Sep 2012 16:48 WIB

Terduga Teroris Solo Pernah Mengajar di Ponpes Ibnu Siena Tasikmalaya

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Djibril Muhammad
Sejumlah anggota kepolisian mengumpulkan barang bukti dari lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam. Dalam baku tembak tersebut dua orang terduga teroris dan satu anggota densus 88 tewas tert
Foto: Antara Foto
Sejumlah anggota kepolisian mengumpulkan barang bukti dari lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam. Dalam baku tembak tersebut dua orang terduga teroris dan satu anggota densus 88 tewas tert

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Teduga teroris yang ditangkap di Depok, Firman, diduga sempat melakukan aktivitas di Tasikmalaya sebelum ke Bandung dan Depok. Di Kota Tasikmalaya Firman sempat mengajar Bahasa Arab di Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Siena, Kota Tasikmalaya.

Hal tersebut dibenarkan Pengurus Yayasan Ibnu Siena, Badar Shaleh, saat ditemui wartawan di Pondok Pesantren Ibnu Siena, Kota Tasikmalaya, Rabu (5/9). "Betul, Firman lulusan Ngruki pernah mengajar di sini. Saya pun kaget setelah mendengar informasi bahwa Firman ditangkap. Setelah kami mencari informasi, ternyata ada yang kenal bahwa beliau di sini," ungkap Badar Shaleh.

Badar menjelaskan, Firman mengajar Bahasa Arab sejak Juli 2011 sampai Juni 2012. Firman mengajar di Ponpes Ibnu Siena sebagai bentuk pengabdian mengajar usai tamat dari Ponpes Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo.

Setelah menamatkan Kuliyatul Mualimin atau sederajat dengan Aliyah, Firman mengabdi di Ponpes Ibnu Siena. "Untuk mendapatkan semacam ijazah, seperti biasa kalau dari pesantren harus mengabdi dulu di sekolah. Nah, Firman mengajar di sini, masa baktinya kurang lebih selama setahun," kata Badar.

Dalam kesehariannya, Badar menilai Firman sering menggunakan pakaian yang nyentrik dibandingkan dengan pengajar lainnya. Badar menilai nyentrik, karena Firman sering menggunakan celana tanggung di atas mata kaki, dan menggunakan sepatu pantofel tinggi.

"Namun sepengetahuan saya, dalam berinteraksi dengan guru lain dan anak muridnya Friman kurang. Jadi bisa dibilang kurang akrab dengan anak murid dan guru,” tuturnya.

Namun Badar mengakui, dalam mengajar Firman cukup baik, terutama dalam mengajar percakapan bahasa Arab. Kelebihan itu yang membuat Firman juga dipercaya untuk mengajar tahfidz atau menghafal Alquran.

"Untuk mengajar anak-anak tingkat dasar, memang Firman cukup baik. Memang kami membutuhkan pengajar bahasa arab aktif. Setiap tahun kami meminta kepada Ponpes Gontor dan Ngruki untuk mengirim pengajar ke sini," katanya.

Saat mengajar di Ponpes Ibnu Siena, Firman tinggal di asrama pengajar bersama pengajar muda lainnya yang letaknya persis di belakang gedung sekolah Ponpes Ibnu Siena. Di asrama tersebutlah Firman melakukan aktivitasnya sehari-hari selama mengajar di Ponpes Ibnu Siena.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement