Jumat 07 Sep 2012 08:18 WIB

Dahlan: Toilet Gambir Lebih Bersih Dibanding Bandara

Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Foto: Antara/Noveradika
Menteri BUMN Dahlan Iskan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebutkan toilet di Stasiun Gambir jauh lebih bersih dibandingkan dengan toilet di bandar udara (bandara).

"Di beberapa tempat, bahkan (toilet) lebih bersih dibandingkan dengan toilet di lapangan terbang," katanya pada acara 'Menembus Jarak, Merangkai Prestasi' di Metro TV, Jakarta, Kamis malam.

Menurut Dahlan, dirinya sering menggunakan toilet di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, termasuk ketika bepergian ke luar Jakarta dan kembali untuk bekerja di kantor Kementerian BUMN pun tidak segan untuk membersihkan diri dengan menggunakan toilet stasiun.

Misalnya, saat mantan direktur utama PT PLN Persero itu tiba dari kunjungan kerja dari Yogyakarta ke Jakarta pada 24 Juli 2012, maka ia pun langsung memulai aktivitasnya. Karena tidak sempat pulang ke rumah, ia pun mandi di Stasiun Gambir.

Waktu itu, Dahlan harus memimpin rapat yang seperti biasanya dilakukan setiap Selasa pukul 07.00 WIB. Karena, tiba di Stasiun Gambir pukul 05.00 WIB, Dahlan menyempatkan diri untuk berolahraga, kemudian membersihkan diri di toilet Gambir.

"Keretanya datang jam 05.00 WIB di Gambir. Olahraga, lalu mandi. Jadi, saya pilih Rapim di Stasiun Gambir saja," tuturnya.

Sebelumnya, ketika hendak berangkat ke Surabaya pada 28 Agustus 2012, Dahlan masuk ke salah satu toilet yang berada di terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta.

Saat itu, ia mendapati toilet itu kotor. Alhasil, ia pun bergegas untuk membersihkan toilet tersebut.

"Hal itu biasa, kalau kita masuk toilet dan kotor, maka kita juga akan berpikiran untuk membersihkannya," ujarnya waktu itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement