REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI--Jajaran Kepolisian Resor Boyolali memperketat penjagaan jalur pendaki Gunung Merbabu melalui pintu pendakian di Selo. Mereka melacak lokasi yang diduga untuk latihan pelaku aksi teror Solo.
Kepala Polres Boyolali AKBP Budi Haryanto di Boyolali, Senin mengatakan pihaknya hingga sekarang belum menemukan lokasi yang diduga untuk latihan sebelum teroris itu melakukan teror penembakan di Solo.
Menurut Kapolres, lokasi latihan tersebut belum tentu di wilayah Boyolali, karena terdapat empat jalur pendakian resmi ke puncak Merbabu, yakni selain melalui Selo, Boyolali, juga dapat ditempuh melalui Kopeng, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Magelang.
Pihaknya sudah menurunkan anggota untuk melacak tempat yang diduga untuk latihan para pelaku teror Solo itu. "Kami belum menemukan lokasi yang diduga untuk latihan pelaku penembakan di Solo," kata Kapolres.
Menurut Kapolres, untuk di wilayah Boyolali, sementara belum ada dan mungkin mereka melalui jalur lain. Menurut Kapolres, para pelaku aksi teror di Solo tersebut diduga berlatih di Gunung Merbabu melalui jalur alternatif yang dibuat mereka sendiri.
Pelaku teroris juga diduga menggunakan cara-cara di luar kemampuan masyarakat umum. Mereka dengan sembunyi-sembunyi membuat jalur tikus menuju Gunung Merbabu.
Kendati demikian, pihaknya meminta kepada pendaki wajib meninggalkan identitas yang jelas untuk pendataan setiap akan melakukan pendakian ke puncak Merbabu. Cara itu sebagai langkah antispasi keamanan di kawasan Merbabu.
"Kami koordinasi keamanan dengan melibatkan jajaran polisi hutan yang bertugas, baik di Gunung Merbabu maupun Merapi," katanya.
Menurut Subari (43), petugas base camp Dusun Genting, Tarubatang, Selo, bahwa pihaknya telah diimbau oleh Kepolisian, untuk mencatat identitas setiap pendaki sebelum mereka ke puncak Merbabu. Bahkan, kata dia, seluruh nama pendaki ke puncak Merbabu harus diketahui dengan menyertakan identitas diri.