REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menduga kelompok teroris di Depok, Jawa Barat dan Tambora, Jakarta Barat, terkait dengan jaringan lama yang sudah beroperasi di Solo (Jawa Tengah), Bekasi (Jawa Barat) dan Pondok Bambu (Jakarta Timur).
"Perkembangan teroris, kita menemukan jaringan Toriq diduga terkait kegiatan teror sebelumnya, seperti bom buku," kata Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri, Komisaris Jenderal Polisi (Komjenpol) Sutarman di Jakarta, Selasa.
Komjen Sutarman mengatakan pihaknya masih menelusuri jaringan teroris Beji di Depok dan Tambora, termasuk para pelaku yang belum tertangkap. Terkait seorang pria yang mengaku sebagai tersangka teroris Muhammad Toriq menyerahkan diri ke polisi, Sutarman berharap tindakan itu, merupakan kesadaran sendiri untuk kembali ke jalan yang benar.
Sutarman menegaskan polisi akan menegakkan hukum secara tegas terhadap kelompok yang menebar teror dengan cara menembak, membunuh maupun mengebom kepada masyarakat yang tidak berdosa. "Tentu akan menindak tegas apapun resikonya," ujar jenderal polisi bintang tiga tersebut.
Kabareskrim menambahkan pelaku teror selalu mencari orang yang mendukung kegiatannya dan memiliki tujuan tertentu. Namun jika disampaikan secara damai, tentunya pihak kepolisian tidak akan mengambil tindakan.
Hingga saat ini, Sutarman belum dapat memastikan identitas korban luka berat akibat ledakan di Beji, Depok, Jawa Barat, yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.