Selasa 11 Sep 2012 23:43 WIB

Hasil Penyelidikan Kecelakaan Sukhoi Rampung Oktober

 Bagian dari kotak hitam pesawat Sukhoi SJ100, Flight Data Recorder (FDR) ditunjukkan kepada pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (31/5).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Bagian dari kotak hitam pesawat Sukhoi SJ100, Flight Data Recorder (FDR) ditunjukkan kepada pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hasil penyelidikan mengenai penyebab jatuhnya pesawat angkut sipil Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) akan selesai pada Oktober, kata Konselor Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov.

"Tim komisi gabungan masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan pesawat sipil Sukhoi Superjet 100. Semoga hasilnya bisa kita dapatkan pada Oktober," kata Sergey di kantor Kedubes Rusia, di Jakarta, Selasa (11/9).

Kecelakaan pesawat penumpang pertama buatan Sukhoi itu terjadi pada Rabu, 9 Mei, saat melakukan demo penerbangan dalam rangka pembelian armada SSJ-100 oleh maskapai penerbangan berjadwal Indonesia, Sky Aviation.

Pada saat melakukan "joy flight", pesawat SSJ-100, yang mengangkut 45 WNI dan warga negara Rusia itu, hilang kontak dengan petugas pengatur lalu lintas udara sesaat setelah pilot Aleksandr Yablontsev meminta ijin turun dari ketinggian 3.000 meter ke 1.800 meter.

Namun tragedi yang merenggut seluruh awak dan penumpang pesawat itu tidak menyurutkan niat perusahaan pembuat pesawat Sukhoi Company untuk memasarkan armada SSJ-100 ke Indonesia.

"Kami berharap tragedi itu tidak menjadi hambatan bagi kerja sama Rusia dan Indonesia. Setelah hasil penyelidikan keluar, kami berharap negosiasi pembelian pesawat SSJ-100 dengan sejumlah maskapai penerbangan di Indonesia dapat terlaksana," katanya.

Saat ini, Sukhoi Company sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi untuk pesawat angkut sipil SSJ-100, yang diharapkan pada akhir 2012 sudah selesai.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement