REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Widjojo Nitisastro dinobatkan menjadi Bapak Kependudukan Indonesia. Pria yang dikenal sebagai arsitek utama perekonomian Orde Baru ini dinilai banyak berjasa dalam kependudukan Indonesia.
Ketua Yayasan Bimasena, Subroto, mengatakan Widjojo adalah orang yang pertama kali membuat buku tentang kependudukan di Indonesia pada tahun 1957. Sebagai disertasinya di salah satu perguruan tinggi di Amerika, Widjojo membuat buku Indonesia Popular Trend.
"Beliau juga yang pertama kali mendirikan lembaga demografi di Indonesia," ujarnya saat ditemui di Seminar Nasional Kependudukan di The Darmawangsa, Jakarta, Senin (15/10).
Widjojo sangat berperan dalam pembangunan ekonomi pada 1968. Kala itu, ia menjadikan penduduk sebagai titik utama pembangunan. "Penduduk tidak hanya sebagai objek tapi juga sebagai subjek," ucapnya.
Pada 1970, Widjojo telah membuat prediksi untuk tahun 2020. Beliau, kata Subroto, sudah memprediksi bahwa Indonesia akan mengalami suatu tantangan besar pembangunan.
Widjojo pernah diangkat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional pada periode 1971-1973 dan Menko Ekuin sekaligus merangkap sebagai Ketua Bappenas pada periode 1973-1978 dan 1978-1983.
Saat memimpin Bappenas, ia membuat perencanaan ekonomi secara makro, maka lahirlah Rencana Pembangunan Lima Tahun alias Repelita.
Peranannya yang sangat kuat, membuat kebijakan ekonomi saat itu kental dengan sebutan "Widjojonomics". Widjojo sendiri telah menghembuskan nafas terakhir pada 9 Maret 2012 lalu di usianya yang ke-84.