REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pameran trade ekspor Indonesia (TEI) dibuka, Rabu (17/10) di Jakarta International Expo, Kemayoran. Pameran terbesar yang menyajikan produk-produk kerajinan tangan, otomotif dan komponenenya, produk olahan, karet olahan, tekstil, alas kaki ini ditargetkan bisa menembus transaksi hingga 2 miliar dolar.
Pameran yang akan berlangsung hingga 21 Oktober ini diikuti oleh 1300 peserta UKM, koperasi, industri kreatif, BUMN dan sektor lainnya. Sebanyak 5000 buyer dari seratus negara dipastikan akan hadir dalam pameran ini. Menteri perdagangan Gita Wirjawan berharap target ambisius dalam pameran ini bisa tercapai.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi pameran TEI dari tahun ke tahun tumbuh rata-rata 29 persen setiap tahun. Ia mengingatkan ekspor Indonesia harus bisa ditingkatkan untuk menjaga perekonomian Indonesia. TEI ini, ia yakini bisa menjadi salah satu peluang untuk menciptakan pasar-pasar baru guna meningkatkan ekspor.
"Trade expo ini penting kerena menjadi ajang promosi," ujar SBY, saat membuka TEI.
SBY mengatakan ekspor harus tetap tumbuh, paling tidak bisa bertahan meskipun permintaan dunia sedang menurun. Pasalnya, ekspor merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi. Ia khawatir jika ekspor menurun, akan memukul industri dalam negeri. Akibatnya, akan ada gelombang PHK, dan meningkatnya kemiskinan.
"Jangan terlalu drastis turunnya, sehingga secara total pertumbuhan ekonomi tetap bisa dijaga," tambahnya.