REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Lima prajurit Kolombia tewas dalam bentrokan dengan gerilyawan FARC. Bentrokan terjadi hanya beberapa hari setelah perundingan perdamaian antara kedua pihak dimulai di Norwegia.
Gerilyawan bersenjata yang membawa 'bom tidak biasa' itu menyerang sebuah patroli militer di kota wilayah Puerto Asis.
''Wilayah tersebut berbatasan dengan Ekuador,'' kata militer di situs beritanya. ''Tiga prajurit lain cedera dalam serangan tersebut.''
Serangan tengah malam itu dilakukan sehari setelah sedikitnya dua terduga gerilyawan tewas ketika pesawat angkatan udara membom sebuah kamp kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) di daerah pesisir Pasifik dekat perbatasan dengan Panama.
"Ada kemungkinan beberapa orang masih terkubur di kamp itu akibat serangan bom tersebut." kata Laksamana Rodolfo Amaya, yang bertanggung jawab atas operasi militer gabungan, kepada AFP.
Perundingan perdamaian bertujuan mengakhiri konflik hampir lima dasawarsa yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan diluncurkan secara resmi di Oslo, Norwegia, Kamis pekan lalu.
Pemerintah Kolombia menolak melakukan gencatan senjata selama perundingan tersebut. Perundingan itu dibayang-bayangi kerahasiaan setelah tiga upaya sebelumnya gagal mengakhiri konflik setengah abad itu.