REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pertemuan Penyair Nusantara diyakini semakin meriah dengan semakin lengkapnya perwakilan negara-negara dalam rumpun Melayu atau nusantara yang akan ikut serta ditandai dengan lolosnya kurasi karya puisi para penyair dari delapan negara.
"Dari hasil kurasi yang dilakukan tim dewan kurator atas 3.000 puisi yang masuk terseleksi 300 puisi dari 213 penyair, di antaranya adalah penyair dari negara-negara tetangga," kata Direktur PPN VI Jambi Ramayani di Jambi, Selasa (23/10).
Ramayani mengatakan, kedelapan negara yang termasuk rumpun Melayu tersebut adalah Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darusalam, Kamboja, Thailand, Myanmar dan Hongkong serta Indonesia sebagai tuan rumah yakni Jambi.
Para penyair dari negara-negara serumpun tersebut akan berbaur bersama para penyair dari Indonesia yang juga telah memenuhi kuota keterwakilan seluruh provinsi di Tanah Air, termasuk para penyair besar seperti Afrizal Malna, Nirwan Dewanto, Dorothea Rosa Herliany, Iman Budhi Santosa, Mardi Luhung, Ahmadun Yosi Herfanda, Ahda Imran, Iyut Fitra, Isbedy Stiawan ZS, Soni Farid Maulana, dan sederet nama penyair tanah air lainnya.
Selain itu, beberapa negara lain juga akan hadir, namun bukan mengutus perwakilan penyairnya melainkan akan mengirim penelitinya guna melakukan pengamatan dan riset atas helatan yang akan direncanakan berlangsung pada 28-31 Desember 2012.
Para kurator yang telah bekerja selama tiga bulan melakukan kurasi atas 3.000 karya puisi yang masuk sehingga terpilih 300 karya puisi terpilih dari 213 penyair ini adalah DR Sudaryono nama pena Dimas Arika Mihardja
(Jambi), Ahmadun Yosi Herfanda (Jakarta), Gus TF Sakai (Sumbar), dan Acep Zamzam Nur (Jawa Barat), kata Ramayani.
Selain 'International Poetry Gathering', PPN juga diisi dengan seminar sastra nusantara yang membahas eksistensi kesastraan nusantara dari dua aspek yakni puisi tradisional dan puisi modern.
"Seminar ini juga telah terkurasi makalah dan para pemakalah untuk masing-masing bidangnya baik pemakalah utama maupun pemakalah pendamping yang terdiri dari tokoh akademis sastra, peneliti, penyair dan bahkan dari mahasiswa dan masyarakat umum dari berbagai negara di nusantara," ujarnya.