REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah AS mendukung pembentukan pemerintahan baru di Lebanon. Presiden Barack Obama menginginkan negara tetangga Israel itu dipimpin struktur baru yang bersih dari pengaruh Suriah.
Pasalnya, terdapat dugaan rezim Suriah merupakan dalang dibalik insiden bom yang menewaskan pejabat tinggi keamanan Lebanon yang menewaskan pejabat intelejen anti-Suriah, Jumat (19/10) lalu.
Menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, sekarang ini menjadi saat yang tepat bagi rakyat Lebanon untuk memilih pemerintah yang akan melawan ancaman perang sipil Suriah. Ancaman tersebut telah tampak sejak insiden bom tersebut
Meskipun demikian, AS mewanti-wanti terjadinya kekosongan kekuasaan yang biasa terjadi saat pergantian jabatan kepemimpinan. "Suriah mengirim ketidakstabilan negara pada Lebanon, akibatnya keamanan Lebanon sekarang ini lebih terancam dari sebelumnya," kata Nuland.
Nuland menuturkan, Duta Besar AS Maura Connely akan mengadakan pertemuan dengan para politisi Lebanon pekan ini. Connely bermaksud menggelar diskusi dengan Presiden Lebanon, Michel Suleiman, terkait kemungkinan perombakan pemerintahan Lebanon.
Pemerintahan Lebanon saat ini didominasi oleh Syiah Hizbullah, sebuah gerakan perwakilan Suriah-Iran yang ditetapkan AS sebagai organisasi teroris luar negeri.
"Kami dengan gamblang mengatakan bahwa kami mendukung upaya Presiden Suleiman dan pemimpin tinggi lain di Lebanon untuk membangun pemerintahan yang efektif dan untuk mengambil langkah lebih lanjut terkait kasus serangan teroris 11 September," kata Nuland.