REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - EgyptAir mengizinkan pramugarinya mengenakan jilbab, jika mereka mau dalam penerbangan ke negara Arab dan akan memperluas praktek tersebut ke bagian lain jaringan perusahaan penerbangan itu.
Tindakan tersebut dilakukan setelah aksi serupa untuk mengizinkan pembawa acara di stasiun televisi berita resmi negeri itu untuk mengenakan penutup kepala, yang menutup kepala tapi bukan muka.
Meskipun banyak Muslimah Mesir memakai jilbab, pemerintah Mubarak telah berusaha membatasi penggunaannya di banyak tempat seperti televisi negara dan perusahaan penerbangan nasional yang dipandang sebagai wajah masyarakat Mesir.
Presiden Mohamed Mursi dan pemerintahnya telah berulangkali mengatakan mereka takkan memberlakukan prilaku berdasarkan hukum Islam ketat, demikian laporan Reuters.
Namun banyak warga Mesir yang berfikiran sekuler dan banyak penganut Kristen khawatir menjalarnya penerapan pembatasan di masyarakat.
EgyptAir merancang hijab baru untuk dikenakan bersama seragam perusahaan penerbangan dan itu akan diselesaikan sebelum perluasan praktek baru diberlakukan ke luar dunia Arab, kata Wakil Kepala perusahaan penerbangan tersebut, Abdel Aziz Fadel.
Perusahaan penerbangan itu mulai mengizinkan pramugari mengenakan jilbab dalam penerbangan ke Jeddah dan Madinah, dua kota besar di Arab Saudi yang digunakan oleh jamaah untuk berziarah ke tempat suci Islam. Sekarang praktek tersebut diperluas ke negara lain Arab.
Fadel mengatakan hijab takkan mempengaruhi kinerja pramugari dan akan menjadi pilihan.Penutup kepala dikenakan oleh pramugari di beberapa perusahaan penerbangan lain negara Muslim.