Ahad 18 Nov 2012 11:12 WIB

Penulis Sufi Klasik: Omar Khayyam (2-habis)

Omar Khayyam (ilustrasi).
Foto: famousscientists.org
Omar Khayyam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Menarik untuk dicatat, bahwa beberapa (tidak banyak) para sarjana Barat telah memanfaatkan karya esensial ini dalam eksposisi mereka tentang Omar Khayyam.

Akibatnya, adalah bahwa secara efektif Omar Khayyam tetap dikenang tetapi tidak terkenal.

Berikut sejumlah puisi Omar Khayyam:

Umat Manusia

Lingkaran dunia ini seperti sebuah cincin:

Tidak diragukan lagi kalau kita semua

adalah Naqsy, Rancangan ketetapannya.

Benih

Dalam bilik kecil dan beranda biara,

dalam biara Kristen dan gereja Yahudi:

Di sini orang takut akan Neraka dan lainnya bermimpi tentang Surga.

Tetapi dia yang tahu rahasia-rahasia Tuhannya

Tidak menanam benih seperti ini dalam hatinya.

Musuh Iman

Aku minum anggur, dari kanan dan kiri mengatakan:

"Minum tidak Minum karena itu adalah menentang Iman."

Karena Aku tahu anggur menentang Iman,

Demi Tuhan, biarkan aku minum -- darah musuh sah bagiku.

Meditasi

Kendati 'anggur' dilarang, ini menurut siapa yang meminumnya,

Seberapa banyak, juga dengan siapa mabuk.

Jika tiga syarat ini dipenuhi; bicara jujur

Lalu, jika Sang Bijak tidak minum 'anggur',

siapa yang harus?

Mereka yang mencoba mengasingkan diri dan

mereka yang menghabiskan malam dengan doa,

Tidak seorang pun berada di tanah kering, semua di laut.

Seorang terjaga, dan semua yang lain terlelap.

Aku tertidur, dan Sang Bijak mengatakan padaku:

"Tidur, mawar kebahagiaan tidak pernah berkembang.

Mengapa kau melakukan sesuatu yang dekat kepada kematian?

Minumlah 'anggur', maka kau akan tidur panjang."

Sahabat, jika engkau tetap berada dalam suatu pertemuan

Engkau harus banyak mengingat Sahabat.

Ketika engkau berhasil minum bersama,

Ketika giliranku tiba, 'maka baliklah gelasnya'.

Mereka yang telah pergi sebelum kita, Wahai Pembawa cangkir,

Tidur dalam debu harga diri.

Pergilah, minum 'anggur', dan dengarkan dariku Kebenaran:

Apa yang mereka miliki hanya dikatakan dalam tangan kita,

Wahai Pembawa-cangkir

Di Bawah Bumi

Engkau bukanlah emas, orang tidak peduli:

Bahwa, sekali diletakkan di bumi, seseorang

Akan membawamu keluar lagi.

Manusia

Tahukah engkau apakah manusia bumi itu, Khayyam

Sebuah lentera imajinasi, dan berada di dalam lampu.

Jangan Bertangan Hampa...

Ambillah beberapa saripati dari Sini menuju Sana--

Engkau tidak akan beruntung jika pergi dengan tangan hampa.

Aku

Setiap kelompok mempunyai teori tentang aku--

Aku adalah diriku; apakah Aku, Aku.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement