Senin 19 Nov 2012 06:17 WIB

Penulis Sufi Klasik: Attar Al-Nisaburi (1)

Attar Al-Nisaburi (ilustrasi).
Foto: en.wikipedia.org
Attar Al-Nisaburi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Kendati Attar merupakan salah seorang guru sufi besar dalam literatur klasik, dan pengilham ar-Rumi, dongeng dan ajaran-ajaran guru-guru sufi dalam karyanya “Memorials of the Saints”, harus menunggu hampir tujuh setengah abad untuk diterjemahkan dalam bahasa Inggris.

Pesatnya ketertarikan dunia Barat terhadap sufisme, juga dipengaruhi oleh pertapa Hindu Dr Bankey Behari yang telah menerbitkan 62 seleksi dari buku ini tahun 1961.

Attar menulis sekitar 114 buku, beberapa buku-buku sufi, yang paling masyhur “Divine Book, “Parliament of the Birds” dan “Book of Counsel”.

Ajaran-ajarannya banyak disertai gambaran-gambaran biografi, fabel, pepatah dan apologi, yang tidak hanya mengandung ajaran moral tetapi kiasan-kiasan yang menggambarkan tentang tahap-tahap khusus perkembangan manusia.

Misalnya dalam Parliament of the Birds, ia membuat sketsa tahap-tahap individual dalam kesadaran manusia, meski hal ini direpresentasikan sebagai kejadian terhadap individu yang berbeda atau terhadap suatu komunitas seluruhnya.

Attar menggunakan tema suatu 'perjalanan' atau 'pencarian' sebagai analogi dari tahap-tahap keberhasilan jiwa manusia dalam mencari kesempurnaan.

Menolak untuk menerima tanda jasa dari kaki tangan penjajah Mongolia, di Asia Tengah, ia dilaporkan wafat di tangan tentara Jengis Khan, setelah membubarkan murid-muridnya—mengirim mereka ke tempat-tempat aman—ketika ia memprediksi invasi Mongol pada abad ke-13.

Tradisi-tradisi Sufisme menegaskan bahwa karya Attar sangat penting karena, membaca secara keseluruhan, membantu menegakkan struktur sosial dan standar etika Islam; sementara seleksi-seleksi khususnya mengandung materi inisiator yang tersembunyi oleh bagian-bagian teologikal yang berat.

Kutipan karya Attar:

Jawaban Yesus

    Beberapa orang Israel mencaci Yesus suatu hari, ketika dia berjalan melintasi bagian kota mereka.

    Tetapi ia menjawab dengan mengulang doa atas nama mereka. Seseorang berkata kepadanya:

    "Engkau berdoa untuk orang-orang ini, tidakkah engkau merasa marah kepada mereka?"

    Ia menjawab:

    "Aku hanya dapat membelanjakan apa yang ada dalam dompetku."

Hati

    Seseorang menghampiri orang gila yang sedang menangis dalam kesedihan yang memilukan.

    Ia bertanya:

    "Mengapa engkau menangis?"

    Orang gila menjawab:

    "Aku menangis untuk menarik belas kasihan hati-Nya."

    Yang lain berkata kepadanya:

    "Ucapanmu bohong, karena Dia tidak memiliki hati lahiriah."

    Orang gila menjawab:

    "Engkaulah yang salah, karena Dia pemilik seluruh hati yang ada. Melalui hati engkau dapat berhubungan dengan  Tuhan."

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement