REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi publik, Djoko Setidjowarno mengatakan bemo bisa dimasukkan untuk pelayanan transportasi wisata. Hal itu, katanya, dilihat dari keberadaan bemo di Jakarta yang jumlahnya semakin berkurang.
“Jumlahnya tinggal sekitar 200 unit,” ujarnya, Selasa (27/11).
Menurutnya, kawasan wisata yang dapat dijadikan sasaran seperti TMII dan Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu, bemo juga bisa ditawarkan untuk kawasan wisata di luar Jakarta.
Dia mengatakan hal ini dilakukan karena kondisi bemo yang jelas tak laik jalan dan tak diakui Pemprov DKI. Sementara, bemo memiliki nilai historis.
Sebagai angkutan umum, kapasitas angkut bemo kecil, kondisi mesin serta bodi sudah tak layak. Karenanya, bodi bemo perlu dicat ulang dengan motif beragam disesuaikan kawasan wisata. Sedangkan, saat ini bemo hanya melayani rute pasar Bendungan Hilir hingga Pejompongan dan Jalan Mangga Besar.
Untuk mengantisipasi penarikan bemo maka pemilik atau sopir perlu ditawarkan kendaraan umum yang baru.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku setuju terhadap usul peremajaan terhadap bemo maupun bajai. Begitu pula, jika kendaraan umum ini dijadikan sebagai transportasi untuk wisata. Menurutnya, bemo dan bajai merupakan bagian dari sejarah transportasi Indonesia.