Kamis 29 Nov 2012 15:02 WIB

Palestina-Israel Diminta Lindungi Perempuan dan Anak

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Warga Palestina membangun kembali terowongan yang hancur di sepanjang perbatasan Gaza Mesir di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza, Selasa (27/11).   (AP/Adel Hana)
Warga Palestina membangun kembali terowongan yang hancur di sepanjang perbatasan Gaza Mesir di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza, Selasa (27/11). (AP/Adel Hana)

REPUBLIKA.CO.ID, MESIR -- Anggota delegasi Komisi I DPR untuk Palestina, Meutya Viada Hafid, berharap Palestina dan Israel memperhatikan nasib anak-anak dan perempuan dalam setiap konflik bersenjata.

"Yang menjadi alasan keberangkatan saya ke Palestina agar setiap pihak memperhatikan perempuan dan anak-anak," kata Meutya kepada ROL, Kamis (29/11) siang waktu El Arish.

Meutya menyatakan, perempuan dan anak-anak selalu menjadi korban utama dalam berbagai konflik, termasuk perang Israel dan Palestina. Sebagai satu-satunya perwakilan perempuan dalam delegasi, Meutya menyatakan akan menyampaikan harapannya ke pihak-pihak berkepentingan di Palestina dan Israel. "Tugas saya mengingatkan kepada semua pihak yang kami temui agar dalam pertikaian ini tetap memperhatikan dan menjaga perempuan," ujar Meutya.

Meutya berharap, gencatan senjata Palestina dan Israel bisa berlangsung permanen. Kedua pihak mesti menggunakan jalan-jalan diplomasi untuk mencapai kesepakatan damai.

Sebagai informasi, saat ini delegasi Komisi I DPR tengah tiba di perbatasan El Arish menuju Raffah Palestina. Jika tak ada halangan, delegasi Komisi I DPR dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah. Waktu dan lokasinya belum ditentukan. "Dengan alasan keamanan mereka belum memberikan informasi pertemuan," kata Ketua Kaukus Parlemen Timur Tengah DPR, Muhammad Najib.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement