REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengungkapan terhadap peristiwa pembunuhan Ahmad Suharsa (37), desainer yang akrab disapa Rio berawal dari telepon genggam (HP) korban yang tertinggal di lokasi penemuan mayat.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Elan Subilan mengatakan, pengejaran yang berujung dengan penangkapan kedua pelaku berasal dari berbagai fakta di lapangan.
“Petunjuk berawal dari HP korban yang ditemukan di lokasi, sabtu (08/12) lalu. Dari HP ini polisi mendapatkan lima hingga enam nama orang dekat korban yang dicurigai,” ujarnya, Senin (10/11) malam.
Dari sini, upaya penyelidikan tim Resmob Polrestabes Semarang mengerucut pada teman dekat korban. Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap saksi, yang mendengar ada teriakan ‘ampun Dede’, pada malam pembunuhan.
“Tidak ada perlawanan saat penangkapan, senin (10/12) pagi tadi, di Wisma Wartha Puspita, di Jalan Pidada, Ubung, Denpasar, Bali,” tegas Elan kepada wartawan.
Senin petang, kedua pelaku langsung di bawa ke Semarang. Namun barang bukti pisau cutter, menurut pengakuan tersangka sudah dibuang di laut dalam perjalanan ke Bali,” jelasnya.