Selasa 25 Dec 2012 08:23 WIB

Ini Penyebab Matinya Listrik Bandara Soekarno-Hatta

Mudik dengan pesawat di Bandara Soekarno Hatta
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Mudik dengan pesawat di Bandara Soekarno Hatta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan gangguan dalam hal pelayanan penerbangan Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 16 Desember adalah akibat UPS ("Uninterruptible Power Supply").

"Hasil investigasi awal menemukan bahwa komponen kapasitor di UPS 1 terbakar," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam jumpa pers, Senin malam.

Menurut ensiklopedia maya Wikipedia, UPS atau Suplai Daya Bebas Gangguan merupakan adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai "back-up" sebagai catuan daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang.

Selain itu disebutkan, UPS merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan sistem dan "hardware" (perangkat keras).

UPS dipaparkan juga akan menjadi sistem yang sangat penting dan sangat diperlukan pada banyak perusahaan seperti penyedia jasa telekomunikasi, jasa informasi, dan penyedia jasa internet.

Berdasarkan hasil investigasi awal tersebut, kapasitor yang terbakar itu membuat tidak berfungsinya sakelar otomatis kepada UPS 2 yang mengakibatkan terganggunya UPS.

Hal tersebut membuat terputusnya aliran ke panel distribusi utama menara pengatur lalu lintas penerbangan dan mengakibatkan Jakarta Automated Air Traffic System tidak dapat menampilkan sejumlah data penerbangan.

Karena itu, pemanduan terhadap pesawat saat terjadinya gangguan tersebut dilaksanakan dengan prosedur kontrol nonradar seperti menunda seluruh penerbangan dari Soekarno-Hatta dan mendahulukan pesawat yang akan melakukan pendaratan dengan menambah jarak aman sesuai SOP yang berlaku.

Ketua KNKT mengemukakan, investigasi dilakukan untuk memperbaiki tingkat keselamatan penerbangan sehingga informasi kepada masyarakat dapat akurat dan transparan.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dilakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden terganggunya radar di Bandara Soekarno Hatta, akibat terhentinya pasokan listrik dari UPS.

"Saya menganggap bahwa ini tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja,...harus ada investigasi menyeluruh," kata Presiden Yudhoyono dalam konferensi persnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/12) pagi, setibanya dari melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan India.

Menurut Presiden, insiden tersebut tidak dapat dianggap sebagai peristiwa biasa karena bukan pertama kali terjadi dan memberikan dampak yang luar biasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement