REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengatakan, rokok sebagai produk tembakau tidak hanya merugikan kesehatan. Pada tahun 2010 secara makro pengeluaran pemerintah dan masyarakat terkait tembakau mencapai Rp 231,27 triliun.
Pengeluaran ini, ujar Nafsiah, terdiri dari Rp 138 triliun untuk pembelian rokok, Rp 2,11 triliun untuk biaya perawatan medis rawat inap dan rawat jalan, dan Rp 91,16 triliun untuk kehilangan produktivitas karena kematian prematur, morbiditas, dan disabilitas.
"Sedangkan pendapatan negara dari cukai tembakau pada tahun yang sama sebesar Rp 55 triliun. Ini berarti bahwa beban negara akibat rokok lebih besar dari penghasilan negara dari cukai tembakau," ujar Nafsiah.
Pemerintah, kata Nafsiah, juga menghitung biaya rawat inap dan rawat jalan mereka yang mengidap lima penyakit akibat rokok di Indonesia. Kurang lebih Rp 2,11 triliun dana yang dihabiskan untuk 629017 kasus penyakit akibat rokok seperti jantung dan pembuluh darah termasuk stroke, kanker, dan gangguan janin.
"Dari data lain menunjukan bahwa pengeluaran untuk rokok jauh lebih besar pada rumah tangga miskin yaitu sebesar 11,91 persen. Lebih besar daripada pengeluaran untuk membeli daging, susu, telur, pendidikan, dan pengeluaran kesehatan. Ini memprihatinkan," ujar Nafsiah.