Ahad 13 Jan 2013 01:32 WIB

Warga Sukoharjo Gelar Syukuran RSBI Dibubarkan

 Aksi unjuk rasa menolak  Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)   di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Aksi unjuk rasa menolak Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Puluhan warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengadakan syukuran di kawasan Pasar Darurat, Sabtu, atas keputusan dibubarkannya sekolah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) oleh Mahkamah Konstitusi.

Puluhan warga yang terdiri atas pedagang pasar, sopir angkot, tukang becak dan sejumlah pelajar itu melakukan syukuran dengan mengadakan tumpengan. Selain itu, warga Sukoharjo tersebut juga menggelar sejumlah poster yang isinya antara lain, "Sekolah RSBI jurang pemisah siswa pandai dan bodoh", "RSBI kenyataanya hanya untuk orang kaya", dan RSBI membedakan kaya miskin".

Sebelum melakukan doa bersama, mereka melakukan kirab dengan membawa tumpeng keliling kawasan pasar darurat. Setelah itu, tumpeng dibagikan semua warga.

Bimo Kokor Widjanarko (46) koordinator warga Sukoharjo, menilai RSBI merupakan gudang diskriminasi bagi siswa keluarga miskin. "Kami juga menilai sekolah RSBI, rawan tindak korupsi," kata Bimo Kokor.

Dengan dibubarkan RSBI tersebut, maka tidak ada lagi perbedaan antara siswa kaya dan miskin. Semua siswa memiliki hak yang sama yakni memperoleh pendidikan untuk meraih prestasi.

Ia menjelaskan, pada sekolah RSBI kuota siswa dari kalangan keluarga miskin sebesar 20 persen, tetapi kenyataannya justru jurang pemisah antara miskin dan kaya.

"Warga menyambut gembira dengan putusan MK itu, maka mereka melampiaskan dengan cara tumpengan bersama pedagang pasar, tukang becak, sopir angkot, dan lainnya yang peduli pendidikan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement