Senin 21 Jan 2013 15:14 WIB

Mendagri Emoh Tanggapi Wacana Pemindahan Ibu Kota

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gamawan Fauzi
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gamawan Fauzi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menolak menanggapi wacana pemindahan ibu kota Jakarta ke wilayah lain. Menurutnya isu pemindahan ibu kota merupakan isu panas.

Gamawan mengatakan, pemindahan ibu kota negara bukan merupakan kewenangannya. Kewenangan Kementerian Dalam Negeri hanya seputar pemindah ibu kota kabupaten maupun ibu kota provinsi. “Nanti kalau bicara pemindahan ibu kota, saya bisa dimarahi Jokowi,” katanya sembari tertawa.

Kalau pemindahan ibu kota, kata Gamawan, lebih baik langsung bertanya kepada presiden. "Kalau bicara pemindahan ibu kota, biar Pak Presiden saja yang bicara, jangan saya," katanya di sela-sela rapat bersama Komisi II DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin, (21/1).

Presiden, ujar Gamawan, lebih pantas membicarakan pemindahan ibu kota dari pada dirinya. “Saat ini saya belum bisa memberikan komentar terkait pemindahan ibu kota,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi mengatakan, dirinya setuju dengan wacana pemindahan ibu kota ke wilayah lain. Namun pemindahan tersebut dilakukan hanya jika bencana banjir di Jakarta sudah tidak bisa diatasi lagi.

Jika semua upaya untuk mengatasi banjir tidak berhasi, ujar Jokowi, maka tidak menjadi masalah jika ibu kota harus dipindah. Untuk saat ini yang paling penting bagaimana mengatasi banjir yang ada terlebih dulu. “Nanti saja kita membicarakan pemindahan ibu kota,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement