Senin 04 Feb 2013 23:39 WIB

Pengamat: SBY Takkan Berani Lawan Anas

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Karta Raharja Ucu
SBY Anas Urbaningrum
SBY Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu penggulingan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dinilai Pengamat politik Universitas Islam Negeri, Syarif Hidaytullah Jakarta, Gungun Heryanto sebagai agenda Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu dinilai memanfaatkan Jero Wacik untuk memojokkan anas. Gungun percaya SBY tidak akan berani mengambil posisi terbuka melawan Anas. Pasalnya, menurut Gungun, SBY tipikal politisi yang tak berani ambil risiko.

“Saya percaya kemungkinan SBY berhadapan dengan Anas nol persen,” kata Gungun saat dihubungi ROL, Senin (4/2).

Gungun berpendapat akan terjadi pertempuran habis-habisan di internal Partai Demokrat bila SBY mengambil garis tegas melawan Anas. Sebab, betapapun Anas merupakan tokoh penting yang memiliki pengaruh kuat di internal Partai Demokrat.

Menurutnya melawan Anas sama saja menghancurkan institusi partai. “Bila SBY melawan, akan terjadi 'zero sum game' atau pertempuran habis-habisan. Yang dikorbankan institusi partai,” ujar Gungun.

Determinan hukum merupakan satu-satunya kunci mendelegitimasi posisi Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Posisi Anas, masih kata Gungun, sangat ditentukan dengan perkembangan hukum kasus Hambalang.

Ini sejalan dengan AD/ART Partai Demokrat yang menyatakan setiap pengurus yang menjadi tersangka kasus hukum mesti mundur dari posisi fungsionaris partai. "Kalau determinan politik yang digunakan akan sulit melawan Anas,” kata Gungun.

Lebih jauh Gungun menyatakan pengurus DPD dan DPP Partai Demokrat tidak akan tinggal diam dengan manuver yang dilakukan sejumlah anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Mereka hanya tinggal menunggu isntruksi Anas untuk melakukan perlawanan terbuka.

“Kalau SBY berlebihan Anas akan menggunakan kekuatannya di DPP dan DPD,” ujar Gungun menganalisis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement