REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat kembali mencuat setelah lembaga survei SMRC merilis elektabilitas Demokrat ada di angka delapan persen. Namun, wacana tersebut ditanggapi dingin Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Saya membandingkan survei lembaga lain dengan hasil SMRC ini sedikit agak aneh. Tak perlu dijelaskan. Tapi, poinnya ketika angka partai turun, rasional politik mengatakan mari seluruh kader bekerja lebih keras," papar Anas, Selasa (5/2).
Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini juga mengomentari pertanyaan wartawan dengan sikap cuek. Saat disinggung tentang beberapa elit Partai Demokrat yang meminta agar Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan memperbaiki kondisi terpuruk itu.
Anas menilai, hal itu dinamika biasa yang bisa dipetik hikmahnya agar partai makin bersemangat kerja keras. "Masalah elektabilitas harus dijelaskan secara komprehensif. Yang jernih mengatakan, kalau suara elektabilitas turun faktornya tidak tunggal, tentu solusinya tak tunggal. Ini logika enteng-entengan. Siapa saja bisa dituduh. Dukunnya yang salah," paparnya.
Di sisi lain, Anas mengaku tidak mendengar wacana KLB di internal partainya. Namun, dia tak mau terfokus pada kemungkinan KLB semata. Dia masih ingin mempersiapkan seluruh proses pencalegan dari seluruh Indonesia. Masukan pikiran dari para tokoh kredibel non-parpol seperti Mahfud MD, Anies Baswedan, dan Dahlan Iskan saja yang dia tampung.
"Rame di luar belum tentu rame di dalam. Namanya politik kalau tak rame di luar, bukan Indonesia. Partai yang dinyatakan elektabilitasnya turun dan jadi bulan-bulanan media saja tidak ribut. PD harus diselamatkan. Seluruh kader harus berpikir untuk keselamatan partai. Karena itu makin solid, kompak, sehat berpikir ,dan kerja keras," pesan Anas.