REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono mengatakan, masuknya perguruan tinggi asing ke dalam negeri sulit dibendung pada era globalisasi seperti sekarang.
Menurutnya, masuknya universitas asing ke dunia pendidikan domestik merupakan keniscayaan.
"Apakah kita ingin menutup diri seperti Korea Utara? Tidak mungkin. Jadi semua sektor pasti akan terkena dampak globalisasi," kata Wakil Presiden saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Pembukaan Musyawarah Nasional III Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP PTSI) di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (19/2).
Wapres menambahkan, perguruan tinggi dalam negeri harus siap menghadapi arus masuk perguruan tinggi asing. "Universitas sekelas Harvard pun saat ini sudah jalankan kuliah on line jadi sangat tidak mungkin kita menghentikan masuknya perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia," kata Boediono.
Dia mengatakan, perguruan-perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi arus masuknya perguruan tinggi asing.
"Kalau pengelola PTS masih bekerja seperti sekarang bisa saja digulung PTS asing. Jadi memang jalan terbaik harus persiapkan diri sebaik-baiknya," katanya.
Sementara, Ketua ABP PTSI Thomas Suyatno mengatakan, perguruan-perguruan tinggi swasta dalam negeri harus memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang tersisa sebelum Masyarakat Ekonomi ASEAN terwujud pada 2015. "Waktu tinggal dua tahun bukanlah waktu yang pendek," katanya.