Kamis 21 Feb 2013 10:14 WIB

Nasib Bakrie Group di Bumi Plc Diputuskan Hari Ini

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Kantor Bumi Plc di London, Inggris.
Foto: Reuters
Kantor Bumi Plc di London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh antara dua kubu pemegang saham Bumi Plc, Bakrie Group dan Nathaniel Rothschild, akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan digelar Kamis (21/2) waktu London, Inggris. Hasil yang dicapai dalam RUPS tersebut akan menentukan siapa penguasa atas 75 juta ton cadangan batubara.

Juru bicara Bakrie Group Christopher Fong menyatakan perusahaan siap menghadapi RUPS Bumi Plc. Ia menyatakan tidak ada penundaan. "Konfirmasi RUPS masih berlangsung besok," ujar Fong kepada ROL.

Fong menambahkan perseroan sudah menyiapkan segala hal terkait RUPS. Hal ini termasuk persiapan untuk menyelesaikan seuluruh masalah utang di London. "Maka adios, Rothschild!" katanya optimistis.

Sementara itu kalangan pasar menilai kemenangan Bakrie Group atas RUPS Bumi Plc akan memberikan dampak secara tidak langsung bagi kelangsungan perusahaan, termasuk anak usahanya. Hal ini dilakukan agar aset-aset Indonesia tidak semakin banyak dikuasai asing.

Seperti diketahui Bumi Plc merupakan perusahaan tambang batu bara yang tambangnya berada di Kalimantan. Bumi Plc juga memiliki anak usaha seperti PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk yang juga bergerak di sektor yang sama. Bahkan Bumi Resources telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analis pasar modal dari Trust Securities Reza Priyambada mengungkapkan kekalahan Bakrie di RUPS akan membahayakan aset-aset perusahaan, terutama yang ada di Indonesia. "Kalau Bakrie kalah maka aset-aset Bumi Resources dan Berau akan berpindah tangan ke Bumi Plc yang dikuasai Rothschild," ujar Reza kepada ROL, Rabu (20/2).

Saat ini Bakrie Group tengah mencari jalan lain untuk menambah hak votingnya di Bumi Plc. Salah satunya adalah dengan melepas saham milik perusahaan terafiliasi, yakni Recapital. Saham Recapital yang dilepas telah dibeli oleh tiga perusahaan, termasuk perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo, Flaming Luck Investments Ltd. Hary Tanoe membeli sekitar empat persen saham yang dilepas oleh Recapital. Selain Flaming Luck dua perusahaan lain yang membeli saham milik Recapital adalah Avenue Luxembourg SARL dan Argyle Street Management Ltd.

Reza menilai masuknya Hary ke medan pertempuran Bumi Plc menjadi strategi Bakrie Group untuk memperoleh lebih banyak hak suara. Upaya ini cukup baik untuk Bakrie yang ingin mempertahankan hak suara. Namun ia berpendapat upaya ini belum terlalu signifikan.

Akan tetapi masuknya Hary akan menambah hak suara Bakrie dari pemegang saham tidak terafiliasi.Hary masuk sebagai pemegang saham tidak terafiliasi yang mendukung Bakrie.

Ia menuturkan, aturan hak suara dan kepemilikan saham di Inggris berbeda dengan di Indonesia. Di Inggris hak suara melihat hubungan antara pemilik saham. Apabila masih ada hubungan, seperti kasus Bakrie dan Recapital, maka kedua pemegang saham dianggap terafiliasi dan memiliki satu suara. Karena itulah antara Bakrie dan Recapital harus melepaskan saham.

Kemenangan Bakrie atas RUPS nanti diharapkan akan meningkatkan nilai saham Bumi yang saat ini mengalami fluktuasi. Pasar mengharapkan Bakrie Group menang agar proposal Bakrie untuk membeli saham Bumi Resources lolos. "Sehingga Bakrie bisa keluar dari Bumi Plc dan menguasai Bumi Resources. Inilah yang diinginkan pasar," kata Reza.

Solusi terbaik yang dapat menyelesaikan polemik Bakrie-Rothschild adalah keluarnya salah satu pemegang saham tersebut. Kalaupun Bakrie tetap bertahan di sana konflik tidak akan pernah selesai. "Sama seperti menaruh hewan buas di satu kandang," ujar Reza.

Apabila Bakrie kalah dalam RUPS, kemungkinan Rothschild akan mendepaknya dari Bumi Plc. Kekalahan Bakrie akan membuat Rothschild secara perlahan menggerogoti saham Bakrie. "Dari gelagatnya Rothschild terlihat akan membuat serangkaian transaksi yang mengurangi saham Bakrie," kata Reza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement