Senin 25 Feb 2013 06:20 WIB

Presiden Kolombia Ancam Pemberontak FARC

Juan Manuel Santos
Foto: elrevolucionario.org
Juan Manuel Santos

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, kecewa atas kurangnya kemajuan dalam perundingan perdamaian dengan pemberontak FARC. Dia mengancam menghentikan perundingan bilateral untuk mengakhiri konflik hampir 50 tahun.

"Selama kita membuat kemajuan, kita akan puas. Tetapi jika kita tidak membuat kemajuan, kita akan meninggalkan meja perundingan," kata Santos dalam satu acara publik di kota Santa Barbara, Antioquia, Kolombia barat laut.

Pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dan pemerintah Santos melakukan perundingan perdamaian di Norwegia pada Oktober. Pertemuan dilanjutkan dalam perundingan putaran kedua yang dimulai di Kuba pada bulan berikutnya.

FARC mengumumkan gencatan senjata sepihak dua bulan setelah perundingan itu dimulai. Tetapi, mereka tidak memperpanjangnya setelah pemerintah tidak melakukan tindakan serupa.

"Aturan permainan sangat jelas," kata Santos. "Tidak ada gencatan senjata lagi baik militer maupun bidang judisial. Ini adalah syarat-syarat yang kita tetapkan dari awal."

Kedua pihak, yang terlibat konflik sejak tahun 1964, sedang melakukan perundingan mengenai masalah-masalah berat menyangkut masalah pertanahan. Hal yang menjadi agenda pokok dari proses perdamaian lima pasal.

Perundingan-perundingan itu diselenggarakan menyangkut empat masalah tambahan yaitu penyerahan senjata oleh pemberontak, menjadikan FARC satu partai politik, perdagangan gelap narkoba dan persiapan ganti rugi bagi para korban konflik itu.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement