REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Ratusan kapal longline berbobot 30 grosston (GT) asal Cilacap, kini terombang-ambing di perairan Samudra Hindia.
Ada yang sempat merapat ke pulau-pulau kecil di samudra, namun ada juga yang terpaksa melepas jangkar karena tidak sempat mendekat ke pulau.
''Namun sejauh ini, kami belum mendapat laporan adanya kapal yang mengelami kecelakaan laut akibat cuaca buruk di Samudra Hindia,'' kata Pengurus Asosiasi Pengusaha Kapal Ikan Cilacap, Sanpo, Senin (25/2).
Banyak pengusaha ikan yang mengoperasikan kapal longline tersebut mengalami kerugian. Menurutnya, kapal-kapal yang sudah terlanjur berlayar tidak mungkin mencari ikan.
''Kami mendapat informasi dari BMG, selama empat hari ke depan cuaca buruk akibat badai Rusty, akan mewarnai kondisi cuaca di samudra. Jadi, kami pastikan kapal-kapal yang sudah terlanjur melaut tersebut, tidak akan mendapat ikan,'' jelasnya.
Padahal, kata Sanpo, untuk sekali berlayar, para pemilik kapal harus menyiapkan modal cukup besar sebagai bekal berlayar. Untuk kebutuhan awak kapal selama sepekan di laut, setiap pengusaha harus menyediakan uang Rp 3 juta untuk mencukupi kebutuhan BBM dan bekal bahan makanan.
Karena itu, dia memastikan, semua pemilik kapal yang memberangkatkan kapalnya sejak empat hari terakhir akan mengalami kerugian. ''Tapi ini sudah resiko kami mengalami kerugian. Yang penting, awak kapal yang sudah terlanjur melaut tidak mengalami kecelakaan. Itu saja,'' jelasnya.