Senin 25 Feb 2013 23:21 WIB

Kebijakan Ganjil Genap Diundur Lagi

Rep: Rina Tri Handayani / Red: M Irwan Ariefyanto
Plat Nomor Ganjil-Genap
Foto: Antara
Plat Nomor Ganjil-Genap

REPUBLIKA.CO.ID,BALAI KOTA -- Kebijakan pembatasan kendaraan berplat nomor ganjil genap tidak bisa dilaksanakan Maret. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan penundaan tersebut karena kebijakan ganjil genap membutuhkan stiker untuk pengawasan. ''Stiker itu membutuhkan anggaran dan waktu pembuatan,'' ujar Pristono, Senin (25/2).

Dia mengatakan awalnya memperkirakan dana untuk stiker disahkan Januari sehingga pengadaan bisa dilakukan bulan Maret. Namun, keterlambatan pengesahan APBD membuat lelang baru bisa diadakan Maret. Sementara, waktu lelang membutuhkan waktu 40 hari, kemudian pengadaan, dan pemasangan. Anggaran untuk stiker sebesar Rp 12,5 Miliar untuk 2,5 juta kendaraan khusus mobil.

Karena itu, stiker diperkirakan jadi bulan Mei kemudian dibutuhkan waktu sosialisasi satu bulan. Sehingga, pelaksanaannya di akhir Juni setelah Ulang Tahun Jakarta. Namun demikian, dia mengaku yang memutuskan pelaksanaan kebijakan ganjil genap adalah gubernur.  

Selain pengadaan stiker dan waktu sosialiasi, dia mengatakan penundaan kebijakan ini karena memerlukan waktu penjelasan kepada stakeholder dalam rangka pengawasan. Menurut Pristono, pengawasan akan dilakukan manual menggunakan stiker terlebih dahulu. Pengawasan bisa menggunakan TMC dan ke depan secara elektronik.

Pembagian stiker akan dilakukan oleh dishub maupun polda metrojaya secara gratis. Stiker warna merah untuk nopol berakhiran genap seperti 2, 4, 6, 8, 0 dan stiker warna hijau untuk nopol berakhiran 1, 3, 5, 7, 9. ''Jadi nanti pada saat tanggal ganjil, yang boleh lewat yang berwarna hijau. Tanggal genap yang warna merah,'' kata dia.

Menurut Pristono, lokasi yang terkena ganjil genap yaitu daerah ex 3 in 1 seperti Sudirman-Thamrin-Gatot Subroto plus Jalan Rasuna Said. Waktunya tetap, yaitu antara pukul 06.00 hingga 20.00 WIB untuk Senin sampai Jumat. Sehingga, tidak berlaku untuk Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Aturan tersebut juga berlaku untuk mobil luar kota yang berpelat depan B, yang ada dibawah koordinasi Polda Metro Jaya. Namun, kebijakan ini tidak berlaku untuk angkutan umum dan angkutan barang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement